Mungkin anda masih teringat tentang lagu-lagu anak jaman dahulu, seperti “Bintang Kecil”, “Pelangi”, “Naik-naik Ke Puncak Gunung”, “Burung Kakak Tua”, dan lain-lain. Lagu anak-anak tersebut sangat sering kita nyanyikan pada saat kita masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Dan mungkin hingga saat ini, lagu-lagu tersebut masih sering di nyanyikan di sekolah-sekolah Taman Kanak-kanak dan yang setaraf dengan TK (Paud, Taman Bermain, dan lain-lain).
Padahal pada Era
Tahun 1900an, banyak sekali beredar dan diluncurkan album lagu-lagu anak yang
nge-top, dengan banyak sekali penyanyi cilik seperti Bondan Prakosa dengan
albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio
Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”, Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto
(Si Komo) dengan “Si Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok”. Lagu-lagu
tersebut sangat banyak dikenal dikalangan anak-anak TK dan SD, karena memang
lagunya sangat bagus dan beberapa diantaranya (tidak semua) mengandung nilai
pendidikan dan nilai moral. Dari sisi promosi pun, banyak perusahaan rekaman
lagu anak-anak bersedia mengeluarkan biaya yang tidak kecil.
Lagu-lagu anak
yang pernah muncul dikalangan anak-anak tersebut, memang sempat naik daun.
Namun entah mengapa, pada tahun 2000an lagu-lagu anak seakan-anak lenyap dari
peredaran dan lama kelamaan anak-anak cenderung lebih memilih lagu-lagu Pop
Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah hafal
lagu-lagu anak, hingga saat ini lebih hafal lagu-lagu Pop Dewasa yang
kebanyakan bertemakan “Cinta”.
Para pencipta lagu anak, yang pernah terkenal seperti Ibu Kasur, Papa T-Bob, dan lain-lain, seakan-akan menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Selain itu, tidak ada lagi pencipta-pencipta lagu yang terkenal. Generasi penerus para pencipta lagu dan penyanyi cilik yang nge-top pun tidak ada lagi. Mungkin pada zaman ini, ada banyak pula muncul pencipta lagu-lagu anak, namun nama mereka tidak sebesar Ibu Kasur dan Papa T-Bob. Beberapa penyanyi cilik juga mulai bermunculan, namun eksistensi mereka kurang banyak mendapat tanggapan yang baik dari anak-anak. Soal selera terhadap lagu-lagu anak, anak-anak lebih cenderung memilih dan mengenal lagu anak dari luar negeri (berbahasa Inggris), seperti “Old Mac Donald” atau “Twinkle-twinkle Little Star”.
Kualitas dari lagu pendidikan anak-anak
Para pencipta lagu anak, yang pernah terkenal seperti Ibu Kasur, Papa T-Bob, dan lain-lain, seakan-akan menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Selain itu, tidak ada lagi pencipta-pencipta lagu yang terkenal. Generasi penerus para pencipta lagu dan penyanyi cilik yang nge-top pun tidak ada lagi. Mungkin pada zaman ini, ada banyak pula muncul pencipta lagu-lagu anak, namun nama mereka tidak sebesar Ibu Kasur dan Papa T-Bob. Beberapa penyanyi cilik juga mulai bermunculan, namun eksistensi mereka kurang banyak mendapat tanggapan yang baik dari anak-anak. Soal selera terhadap lagu-lagu anak, anak-anak lebih cenderung memilih dan mengenal lagu anak dari luar negeri (berbahasa Inggris), seperti “Old Mac Donald” atau “Twinkle-twinkle Little Star”.
Kualitas dari lagu pendidikan anak-anak
Lagu anak adalah
lagu yang pantas didengarkan dan dinyanyikan untuk anak-anak, dan selalin
mengandung unsure hiburan, akan lebih baik jika mengandung unsur pendidikan
juga.
Kualitas dari sebuah lagu anak-anak bisa dilihat dari segi:
1. Nada/bit :
Kualitas dari sebuah lagu anak-anak bisa dilihat dari segi:
1. Nada/bit :
Fun
(menyenangkan dan lucu), tidak terlalu keras dan Bit yang terlalu cepat
(seperti music rock, apalagi underground)
2. Lirik:
Mudah dipahami :
Menggunakan kata-kata yang sederhana dan tidak terlalu panjang (Terutama lagu
yang mengandung nilai pendidikan dan moral), boleh panjang asalkan mengandung
sebuah cerita yang menarik dan mudah dipahami anak-anak, dan memiliki kata-kata
yang berbobot .
3. Tema lagu
_ Mengandung
pesan moral yang berguna bagi anak-anak (kebaikan, persahabatan, kerajinan,
dll), dan tidak mengandung hal-hal yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang
dewasa (cinta, selingkuh, pertengkaran).
_Mengandung
nilai pendidikan (sarana mempermudah anak-anak untuk belajar tentang sebuah
materi mata pelajaran tertentu (misalnya, lagu balonku: tentang warna).
4. Atraktif:
Bisa mengajak
anak-anak untuk bergerak (menari, olah raga, bertepuk tangan dan menggerakkan
bagian tubuh mereka).
5. “Dewasa”
tapi tidak cengeng.
Dewasa:
Mengajarkan hal-hal yang baik, yang biasa diberikan orang dewasa kepada
anak-anak.
Tidak Cengeng: karena bisa membuat anak-anak kehilangan semangat di masa kecilnya dan melemahkan mental anak-anak. Karena dunia anak-anak adalah dunia yang seharusnya penuh keceriaan.
Tidak Cengeng: karena bisa membuat anak-anak kehilangan semangat di masa kecilnya dan melemahkan mental anak-anak. Karena dunia anak-anak adalah dunia yang seharusnya penuh keceriaan.
6. Tidak
menimbulkan kerancuan saat diinterpretasi.
Seperti yang
pernah terjadi pada lagu anak-anak jaman dahulu. Kadang mengandung kerancuan
makna.
7. Disukai
anak-anak (nada, lirik, gerakan, penyanyi, dll)
4. Dampak
Negatif Lagu Dewasa bagi anak-anak
1.
Anak-anak
menjadi lebih cepat “dewasa”.
Bisa kita bayangkan apa yang ada didalam pikiran anak-anak, bila setiap hari mereka mendengarkan dan melihat lagu-lagu dewasa di TV. Setiap hari pula mereka akan menyanyikan lagu-lagu dewasa dan membeli kaset atau CD lagu-lagu dewasa yang bertemakan cinta-cintaan.
Suatu saat di dalam pikiran anak-anak pasti akan muncul pertanyaan, “Apakah itu cinta? Apa itu selingkuh?” Dan bila kurangnya perhatian dari orang tua, maka anak-anak akan lebih mudah mendapatkan informasi tersebut lewat internet, buku, majalah, dan media-media lain yang kurang mendidik.
Bisa kita bayangkan apa yang ada didalam pikiran anak-anak, bila setiap hari mereka mendengarkan dan melihat lagu-lagu dewasa di TV. Setiap hari pula mereka akan menyanyikan lagu-lagu dewasa dan membeli kaset atau CD lagu-lagu dewasa yang bertemakan cinta-cintaan.
Suatu saat di dalam pikiran anak-anak pasti akan muncul pertanyaan, “Apakah itu cinta? Apa itu selingkuh?” Dan bila kurangnya perhatian dari orang tua, maka anak-anak akan lebih mudah mendapatkan informasi tersebut lewat internet, buku, majalah, dan media-media lain yang kurang mendidik.
2.
Dampak
negatif musik rock.
Bisa kita lihat di acara-acara yang menyuguhkan music “rock” yang keras dan cadas. Para penggemar music rock pasti akan menari seperti orang kesetanan. Mereka meluapkan emosi mereka dengan bernyanyi, berteriak, dan menggerakkan tubuh mereka secara tidak beraturan. Bisa kita bayangkan bila buah hati kita yang masih kecil menirukan gaya-gaya tersebut. Secara emosi, music rock juga tidak baik bila didengarkan oleh anak-anak. Karena music akan sangat mempengaruhi kejiawaan setiap orang yang mendengarkannya.
Bisa kita lihat di acara-acara yang menyuguhkan music “rock” yang keras dan cadas. Para penggemar music rock pasti akan menari seperti orang kesetanan. Mereka meluapkan emosi mereka dengan bernyanyi, berteriak, dan menggerakkan tubuh mereka secara tidak beraturan. Bisa kita bayangkan bila buah hati kita yang masih kecil menirukan gaya-gaya tersebut. Secara emosi, music rock juga tidak baik bila didengarkan oleh anak-anak. Karena music akan sangat mempengaruhi kejiawaan setiap orang yang mendengarkannya.
3.
Mengikuti
lifestyle para artis.
Pada jaman sekarang, banyak para artis yang tidak bisa menjadi panutan. Beberapa diantara para artis jatuh ke dalam pergaulan bebas, narkoba, perselingkuhan, dan lain-lain. Bila buah kita mengidolakan salah satu dari artis-artis tersebut, maka buah hati kita pun bisa ikut terbawa ke dalam kehidupan para artis tersebut. Selain itu, beberapa artis baik dalam dan luar negri yang masih berusia remaja namun berani berpakaian dan menari erotis.
Pada jaman sekarang, banyak para artis yang tidak bisa menjadi panutan. Beberapa diantara para artis jatuh ke dalam pergaulan bebas, narkoba, perselingkuhan, dan lain-lain. Bila buah kita mengidolakan salah satu dari artis-artis tersebut, maka buah hati kita pun bisa ikut terbawa ke dalam kehidupan para artis tersebut. Selain itu, beberapa artis baik dalam dan luar negri yang masih berusia remaja namun berani berpakaian dan menari erotis.
5.Kencenderungan
anak-anak Suka Lagu Dewasa
a.
Lagu-lagu
dewasa lebih menarik bagi anak-anak (pengaruh trend).
b.
Semakin
jarangnya acara-acara TV (terutama musik) yang diperuntukkan bagi anak-anak.
Meskipun ada, banyak diantaranya yang menyuguhkan adegan-adegan dewasa.
c.
Acara-acara
musik anak (misalnya idola cilik) lebih sering menggunakan lagu-lagu dewasa
(meskipun liriknya sudah disensor).
d.
Acara-acara
TV anak-anak (misalnya sinetron anak-anak), sering mengandung hal-hal yang
bersifat dewasa (balas dendam, cinta, dll).
e.
Anak-anak
lebih menyukai life-style artis-artis dewasa.
f.
Tidak
adanya penyanyi cilik atau pencipta lagu yang menjadi idola.
7. Banyak anak-anak jaman sekarang dituntut untuk menjadi dewasa lebih cepat oleh orang tuanya.
7. Banyak anak-anak jaman sekarang dituntut untuk menjadi dewasa lebih cepat oleh orang tuanya.
Beginners Guide to Baccarat | Worrione
BalasHapusBaccarat หารายได้เสริม is a popular table game played by two or more worrione players. It's commonly played with two or more players, 메리트 카지노 쿠폰 and this game has a good