}
Free Atom Cursors at www.totallyfreecursors.com
Setelah itu copy kod JieZunaE: Muzaro’ah

Rabu, 07 Mei 2014

Muzaro’ah

                                    
                                                          PEMBAHASAN
A.Pengertian Muzaro’ah
          Menurut bahasa muzaro’ah memiliki dua arti yang pertama al-muzaro’ah yang berarti taharh al-zur’ah(Melemparkan tanaman)maksudnya adalah modal (al-hadzar)makna yang pertama adalah majaz dan yang kedua ialah makna hakiki.[1]
          Secara etimologi muzaro’ah adalah wajan dari kata yang sama yang artinya dengan (menumbuhkan).[2]
           Ulama Malkiyah mendifinisikan:

الشِّرْكَةُ فِي الزُّرْعِ
        
             “perserikatan dalam pertanian”
           Ulama Hanabilah mendifinisikan:


دفْعُ  اْلاَرْضِ ِالَى مَنْ بَزْرَعُهَا اَوْ يَعْمَلُ عَلَيْهَا وَالزَّرْعُ بَيْنَهُمَا

“penyerahan tanah pertanian kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya dibagi dua”
Kedua difinisi ini dalam kebiasaan indonesia disebut sebagai “paruhan sawah”.penduduk irak menyebutnya “Al-mukhobaroh”tetapi dalam mukhobarah,bibit yang akan ditanam berasal dari pemilik tanah.
Imam Syafi’i mendifinisikan:


عَمَلَ الاَرْضِ بِبَعْضِ مَايَخْرُجُ مِنْهَا وَالْبَذْرُ مِنَ الْعَامِلِ

“pengolahan tanah oleh petani dengan imbalan hasil pertanian sedangkan bibit pertanian disediakan penggarap tanah”
Dalam mukhobarah,bibit yang akan ditanam disediakan oleh penggarap tanah,sedangkan dalam muzaro’ah bibit yang akan ditanam boleh dari pemilik tanah.
           Jadi muzaro’ah yaitu :kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap tanah dengan perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut kesepakatan bersama sedangkan benih (bibit)tanaman berasal dari pemilik tanah[3]
             Muzaro’ah biasanya dilakukan dalam pengolahan tanah yang benihnya relatif murah (terjangkau),misalnya:padi,jagung,gandum,kacang-kacangan,dan sebagainya.

B.Hukum Muzaroah

           Muzaro’ah dalam ajaran islam hukumnya mubah(boleh),sebab pola usaha seperti ini telah terjadi sejak zaman Rosululloh SAW,sebagaimana dijakaskan dalam hadis berikut yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud,

اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَفَعَ اِلَى يَهُوْدِي خَيْبَرَ نَخْلَ خَيْبَرَ وَارَضَهَا عَلَى اَنْ تَعْمِلُوْهَا مِنْ اَمْوَالِهِمْ وَلَهُمْ شَرُطُ ثَمَرِهَا





Artinya:”sesungguhnya Rosululloh SAW,menyerahkan kepada orang-orang yahudi khaibar dan tanah-tanahnya dengan perjanjian mereka akan mengerjakan.nya dengan modal mereka dengan syarat mereka mendapatkan separuh dari buahnya itu.,(H.R.Muslim)

              Kerja sama dalam bentuk muzaro’ah menurut kebanyakan ulama fikih hukumnya mubah(boloeh).dasar kebolehan itu disamping dapat dipahami dari keumuman firman allah yang menyeruh saling menolong,juga secara khusus hadist nabi dari ibnu abbas menurut riwayat Al-bukhori yang mengatakan:
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَلَ اَهْلِ خَيْبَرَ بَشَطْرِمَا يَخْرُجُ مَنْهَا مِنْ زُرْعٍ اَوْ ثَمَرٍ (رواه البخارى و مسلم و ابو داود والنسائ)


”bahwasnya rosululloh saw memperkerjakan penduduk khaibar(dalam pertanian)dengan imbalan bagian dari apa yang dihasilkannya dalam bentuk tanaman atau buah-buahan[4]”(HR.bukhori,Muslim,Abu Dawud dan Nasa’i)
a)      Hukum Muzaro’ah Sahih menurut Hanafiyah
Menurut ulama Hanafiyah hukum muzaro’ah yang sahih adalah sebagai berikut:
Ø  Segala keperluan untuk memelihara tanaman diserahkan kepada penggarap
Ø  Pembiayaan atas tanaman dibagi antara penggarap dan pemilik tanah
Ø  Hasil yang diperoleh dibagikan berdasarkan kesepakatan waktu akad
Antara lain didasarkan pada hadist
الْمُسْلِمُوْنَ عِنْدَ شُرُوْطِهِمْ (رواه الحاكم عن أنس)

“kaum muslimin berdasarkan syarat diantara mereka”(HR Hakim dan Anas dan Siti Aisyah)
Ø  Menyiram atau menjaga tanaman,jika disyaratkan akan dilakukun bersama,hal itu harus dipenuhi,penggaraplah yang paling bertanggung jawab menyiram atau menjaga tanaman
Ø  Dibolehkan menambah penghasilan dari kesepakatan waktu yang telah ditetapkan
Ø  Jika salah seorang yang akad meningggal sebelum diketahui hasilnya,penggarap tidak mendapatkan apa-apa sebab ketetapan akad didasarkan pada waktu.
b)     Hukum Mazaro’ah Fasid Menurut Hanafiyah
    Telah disinggung bahwa ulama Syafi’iyah melarang muzaro’ah jika benih dari pemilik,kecuali bila dianggap sebagai musyaqoh,begitu pula jika benih dari penggarap,hal itu tidak boleh sebagaimana dalam musyaqoh
    Dengan demikian,hasil dari pemeliharaan tanah diberikan semuanya untuk pemilik,sedangkan penggarap hanya diberi upah.
c)      Hukum muzaro’ah menurut Hanafiyah
    Diantara hukum yang terdapat dalam muzaro’ah fasid adalah:
Ø  Penggarap tidak berkewajiban mengelola
Ø  Hasil yang keluar merupakan pemilik benih
Ø  Jika dari pemilik tanah,penggarap berhak mendapatkan upah dari pekerjaannya.[5]





C.Rukun Muzaro’ah
       Jumhur ulama’ yang membolehkan akad muzaro’ah mengemukakan rukun yang harus di penuhi,sehingga akad dianggap sah.
        Rukun muzaro’ah menurut jumhur ulama sebagai berikut:
*      Pemilik tanah
*      Petani penggarap
*      Objek al muzaro’ah yaitu antara manfaat tanah dan hasil karja petani
*      Ijab dan qobul
Contoh ijab dan qobul:”saya serahkan tanah pertanian saya ini kepada engkau untuk digarap dan hasilnya  nanti kita bagi dua”. Petani penggarap menjawab.”saya terima tanah pertanian ini untuk digarap dengan imbalan hasilnya dibagi dua”.jika hal ini telah terlaksana,maka akad ini telah sah dan mengikat.Namun,ulama Hanabilah mengatakan bahwa penerimaan (kabul) akad muzaro’ah tidak perlu dengan ungkapan,tetapi boleh juga dengan tindakan,yaitu petani langsung menggarap tanah itu. [6]
















D.Syarat-Syarat Muzaro’ah
v  Syarat yang menyangkut orang berakad :keduanya harus sudah baligh dan berakal
v  Syarat yang menyangkut benih yang akan ditanam harus jelas sehingga benih yang akan ditanam itu jelas dan akan menghasilkan
v  Syarat yang menyangkut tanah pertanian sbb:
·         Menurut adat dikalangan petani,tanah itu boleh digarap dan menghasilkan
·         Batas-batas tanah itu jelas
·         Tanah itu diserahkan sepenuhnya kepada petani untuk digarap

v  Syarat-syarat yang menyankut hasil panen sbb:
·         Pembagian hasil panen bagi masing-masing pihak harus jelas
·         Hasil itu benar-benar milik bersama orang yang berakad tanpa boleh ada pengkhususan
·         Pembagian hasil panen itu ditentukan:setengah,sepertiga atau seper empat sejak dari awal akad,sehingga tidak timbul petselisihan di kemudian hari dan jumlah tertentu secara mutlak
             Syarat yang menyangkut jangka waktu juga harus di  Jelaskan dalam akad sejak semula,karena akad muzaro’ah mengandung makna akad al- ijaroh(sewa-menyewa atau upah-mengupah)dengan imbalan sebagai hasil panen[7]
E.Zakat Muzaro’ah
     Pada prinsipnya ketentuan wajib zakat itu dibeban kan kepada orang mampu,dalam arti telah mempunyai hasil pertanian yang wajib dizakati(jika telah mencapai satu nisab).maka dlam hal ini salah satu atau keduanya(pemilik sawah atau ladng dan penggara)membayar zakat bila telah nisab.
     Jika dipandang dari siapa asal benih tanaman,maka dalam muzaro’ah yang wajib zakat adalah pemilik tanah.karena dialah yang menanam sedangkan penggarap hanya mengambil upahnya saja.



F.Penghabisan Muzaro’ah
   Beberapa hal yang menyebabkan muzaro’ah habis adalah:
*      Habis masa muzaro’ah
*      Salah seorang yang akad meninggal
*      Adanya uzur,menurut ulama’ hanafiah diantara uzur yang menyebabkan batalnya muzaro’ah adalah:
·         Tanah garapan terpaksa dijual,misalnya untuk membayar utang
·         Penggarap tidak dapat mengelola tanah misalnya:sakit,jihad dijalan Allah SWT[8]

G.Eksistensi Muzaro’ah

         Menurut Abu Yusuf dan Muhammad(dua sahabat Abu Hanifah)
muzaro’ah memiliki empat keadaan,tiga sahih dan satu batal.
1.      Dibolehkan muzaro’ah jika tanah dan benih berasal dari pemilik tanah,sedangkan pekerjaan dan alat penggarap berasal dari penggarap.
2.      Dibolehkan muzaro’ah jika tanah dari seseorang,sedangkan benih,alat penggerap,dan pekerjaan dari penggarap .
3.      Dibolehkan muzaro’ah jika tanah,benih,dan alat penggarap berasal dari pemilik,sedangkan pekerjaan brrasal dari penggarap .
4.      Muzaro’ah tidak beleh jika tanah dan hewan berasal dari pemilik tanah,sedangkan benih dan pekerjaan dari penggarap.[9]












H.Hikmah Muzaro’ah
*      Menghindari adanya pemilik hewan ternak yang kurang bisa dimanfaatkan karena tidak ada tanah
*      Menghindari tanah yang dibiarkan tidak diproduksikan
*      Pembagian hasil[10]
*      Merupakan upaya mengentaskan kemiskinan,yaitu dengan cara mengangkut para penggarap yang tidak mempunyai lahan untik diolah.hal in berarti membantu meningkatkan taraf penghasilan dan kehidupan meraka
*      Terbinanya kerjasama yang erat antara yang kaya dan yang miskin,sehingga mampu menghilangkan kecemburuan sosial dalam masyarakat
*      Mengurangi pengangguran yang dewasa ini semakin meraja lela dimana-mana











             






                       
                                                      KESIMPULAN
              Muzaro’ah yaitu:kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap tanah dengan perjanjian bagi hasil.
              Hukum pada muzaro’ah yakni boleh,dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan,zakat pada muzaro’ah harus mencapai satu nisab dan dikeluarkan olrh pemilik tanah.
            Rukun muzaro’ah diantaranya:pemilik tanah,petani penggerap,objek Al-muzaro’ah,ijab dan qobul.
           Syarat-syarat muzaro’ah diantaranya:
o   Syarat yang menyangkut orang yang berakad
o   Syarat yang menyangkut benih yang akan ditanam harus jelas
o   Syarat yang menyangkut tanah pertanian
o   Syarat yang menyangkut  hasil panen
     Zakat pada muzaro’ah yaitu dipandang dari siapa asal benih tanaman,maka dalam muzaro’ah yang wajib zakat adalah pemilik tanah,karena dialah yang menanam,sedangkan penggarap hanya mengambil upah kerja.















                                 DAFTAR PUSTAKA
§  Suhendi Hendi,fiqih Muamalah,jakarta:rajawali press,2010
§  Syafe’i Rahmat,fiqih Muamalah,Bandung:pustaka setia,2004
§  Abdul Rahman Ghazaly,fiqih muamalat,jakarta:kencana,2010
§  Djuwaini Dimyauddin,pengantar fiqih muamalah,celeban timur:pustaka pelajar,2008.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar