1. Matahari
Matahari dilihat dari spektrum sinar-X
Matahari
adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya
ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan
kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi
yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk
radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan ke dalam
bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa
menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada
di dalam galaksi Bima Sakti, matahari termasuk cukup besar dan cemerlang.
Bintang diklasifikasikan dengan diagram
Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan
nilai luminositas
sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih
panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan
terletak pada deret utama,
dan matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang
yang lebih cemerlang dan lebih panas dari matahari adalah langka, sedangkan
bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum.[13]
Dipercayai bahwa posisi matahari
pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah
bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat
ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat
kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang
"populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat
evolusi alam semesta,
sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan
helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang
"populasi II".[15]
Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba
yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama punah terlebih dahulu
sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal,
sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat
metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada
pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil
penggumpalan metal.
2.
Planet
Empat planet bagian dalam atau planet
kebumian (terrestrial planet)
memiliki komposisi batuan yang padat, hampir tidak mempunyai atau tidak
mempunyai satelit dan tidak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet
ini terutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang
membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk
intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki
kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan
lembah pecahan. Planet yang letaknya di antara matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet
inferior.
Merkurius (0,4 SA dari
matahari) adalah planet terdekat dari matahari serta juga terkecil (0,055 massa
bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping
kawah meteorid yang diketahui adalah lobed
ridges atau rupes, kemungkinan
terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang
hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya
karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius
masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet
ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan
("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal matahari.
Venus (0,7 SA dari matahari)
berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut
kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki
aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan
atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit.
Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C,
kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam
atmosfer.Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena
planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer,
diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
Bumi (1 SA dari matahari) adalah
planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui
memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki
mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet
kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng
tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya,
karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar
dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars (1,5 SA
dari matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi).
Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida.
Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah
retakan seperti Valles
marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru
belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya
besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak
gravitasi Mars
Planet-planet luar
Raksasa-raksasa gas
dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala
Keempat planet luar,
yang disebut juga planet raksasa gas (gas
giant), atau planet jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang
mengorbit matahari. Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang
lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri
sebagai raksasa es.Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski
hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.
Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5
kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan
timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita
pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63
satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian,
seperti gunung berapi dan inti yang panas.Ganymede, yang merupakan satelit
terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya,
memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi
atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini
hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat
planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus
memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua
di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski hampir
terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya
yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi,
adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini
memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan bujkuran poros
90 derajad pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin
dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.
Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania,
Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus,
memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini
memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus.
Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen
cair.Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi
beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda
ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.
Medium antarplanet
Lembar
aliran heliosfer, karena gerak
rotasi magnetis matahari terhadap medium antarplanet.
Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan
partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin matahari. Semburan partikel ini menyebar keluar kira-kira
pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling tidak sejauh 100
SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium
antarplanet.
Badai geomagnetis pada
permukaan matahari, seperti semburan matahari (solar
flares) dan lontaran massa korona (coronal
mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang
angkasa. Struktur terbesar dari heliosfer dinamai lembar
aliran heliosfer (heliospheric current sheet), sebuah
spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis matahari terhadap medium
antarplanet.Medan magnet bumi
mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin matahari. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar
angkasa.Interaksi antara angin matahari dan medan magnet bumi menyebabkan
terjadinya aurora, yang dapat dilihat dekat kutub magnetik bumi.
Heliosfer juga berperan
melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Medan magnet
planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan medan magnet matahari mengalami
perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis
di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi, meski tidak diketahui seberapa
besar
Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah
mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak,
terletak di Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini
kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan
planet-planet. Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan
mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.
Sabuk asteroid
Sabuk asteroid utama
dan asteroid Troya
Asteroid secara umum adalah objek Tata Surya yang terdiri
dari batuan dan mineral logam beku.
Sabuk asteroid utama terletak di antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga merupakan sisa dari bahan formasi Tata
Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter
Gradasi ukuran asteroid
adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sebagai benda
kecil Tata Surya. Beberapa
asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sebagai planet kerdil jika terbukti telah mencapai kesetimbangan
hidrostatik.
Sabuk asteroid terdiri
dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[ Meskipun demikian, massa total dari sabuk utama
ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[ Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa
secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang
berdiameter antara 10 dan 10−4 m disebut meteorid.
Ceres
Ceres
Ceres (2,77 SA) adalah benda terbesar di sabuk asteroid
dan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Diameternya adalah sedikit kurang
dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk
menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sebagai planet ketika ditemukan
pada abad ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an
setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi. Ceres
direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sebagai planet kerdil.
Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kelompok dan
keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid adalah
asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tidak mudah dibedakan
dari satelit-satelit planet, kadang kala hampir sebesar pasangannya. Sabuk
asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin merupakan sumber air
bumi.
Asteroid-asteroid
Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang berada di depan dan
belakang sebuah orbit planet), sebutan "trojan" sering digunakan
untuk objek-objek kecil pada Titik
Langrange dari sebuah planet atau
satelit. Kelompok Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang
artinya kelompok ini mengedari matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.
Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak
memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.
- Satelit
Satelit adalah pengiring planet. Oleh
negara-negara maju satelit menjadi objek penelitian karena banyak diantaranya
berukuran lebih besar daripada bulan. Data karakteristik beberapa satelit
planet dapat dilihat pada tabel 9.3 berikut ini. Bermacam Satelit Planet di
Tata Surya
Bulan memang selalu sangat menarik untuk
diselidiki, selain Bumi, planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus,
karena adanya penyelidikan Voyager 1 dan 2 dengan pengiriman gambar Saturnus
serta bulan-bulan Jupiter di akhir 1970 an dan awal 1980 an.
Di awal tahun 1980 an itulah para ilmuwan menjadi
lebih tertarik pada satelit planet, seperti Europa dan Titan dianggap sebagai
lokasi yang potensial di mana kehidupan bisa ada dan baru saja dipelajari
dengan probe tak
berawak.
AMALTHEA
Amalthea berada dalam orbit yang dekat di sekitar
Jupiter dan berada dalam tepi luar Amalthea
Gossamer Ring, yang terbentuk dari debu terlontar dari
permukaannya, membuat Jupiter akan menjadi pemandangan yang menakjubkan di
langit, muncul berdiameter 46,5 derajat.
Amalthea adalah yang terbesar dari satelit dalam
Jupiter, berbentuk tidak teratur, dengan pegunungan tinggi, kawah yang besar
dan berwarna merah, yang diperkirakan Amalthea mendapat warna dari muntahan
belerang yang terlontar ke luar angkasa dari gunung berapi di lo, salah satu bulan
Jupiter.
Pertama dilihat oleh Edward Emerson Barnard pada 9
September tahun 1892, dan dinamai Amalthea, seorang dewi dalam metologi Yunani,
juga dikenal sebagai Jupiter V adalah bulan terakhir yang ditemukan oleh
pengamatan visual langsung melalui teleskop.
ARIEL
Ariel adalah bulan Uranus, diabadikan melalui
Voyager 2 pada tahun 1986, menunjukan sejumlah lembah panjang yang dianggap
bukti aktivitas tektonik masa lalu, dari letusan gunung berapi es (cyrovolcanism), dengan
komposisi 70% (es air, es karbon dioksida, dan es metana dan batuan silikat 30
%.
Ariel (Uranus's
icy moon Ariel is a fractured world) ditemukan pada 24 Oktober
tahun 1851 oleh astronom Inggris William Lassell.
CALLISTO
Callisto adalah bulan dari planet Jupiter,
ukurannya sama dengan planet Merkurius, ditemukan pada tahun 1610 oleh Galileo
Galilei, ini merupakan bulan ketiga terbesar di tata surya dan yang kedua
terbesar dalam sitem Jovian, setelah Ganymede.
Callisto memiliki sekitar 99% diameter planet
Merkurius, tetapi hanya sekitar sepertiga dari massa, yang berputar sinkron
dengan periode orbit, sehingga belahan bumi yang sama selalu menghadap Jupiter,
terdiri dari jumlah kira-kira sama batuan dan es, dengan kepadatan rata-rata
1,83 g/cm3, senyawa spectroscopically terdeteksi di permukaan es termasuk air,
karbondioksida, silikat, dan senyawa organik.
Karena tingkat radiasi rendah, Callisto telah lama
dianggap tempat yang paling cocok untuk eksplorasi masa depan sistem Jovian.
DEIMOS
Deimos (diambil dari seorang tokoh dalam Mitologi
Yunani, yang mewakili rasa takut,) bulan kecil yang mengorbit planet Mars,
ditemukan oleh astronom Amerika Asaf Hall pada 12 Agustus tahun 1877.
Sepeti yang terlihat dari Mars, orbit Deimos
hampir melingkar dan dekat dengan bidang ekuator Mars, memiliki diameter sudut
tidak lebih dari 2,5 menit (enampuluh menit membuat satu derajat) dan karena
itu akan muncul seperti bintang, bila dilihat dengan mata telanjang.
Sedangkan Mars akan muncul 1.000 kali lebih besar
dan 400 kali lebih terang dari bulan penuh, seperti terlihat dari Bumi.
Pada cemerlangnya (bulan purnama) Deimos akan
seterang Venus dari Bumi, pada tahap pertama atau kuartal ketiga akan seterang
Vega.
Dengan teleskop kecil, seorang pengamat Mars bisa
melihat fase Deimos, yang mengambil 1,2648 hari (periode synodic Deimos) untuk
menjalankan program, di mana Deimos bersumber di set timur dan di barat, dengan
periode orbit Sun-synodic dari Deimos sekitar 30.4 jam melebihi hari matahari
Mars, dari sekitar 24,7 jam dengan 2,7 hari berlalu antara yang terbit dan
terbenam untuk pengamat khatulistiwa.
ENCELADUS
Enceladus, bulan keenam terbesar Saturnus,
ditemukan pada tahun 1789 oleh William Herscheal, sampai dua pesawat ruang
angkasa Voyager berlalu dekat di awal tahun 1980-an, dan sedikit sekali yang
bisa diketahui tentang bulan kecil ini, selain identifikasi es air di permukaannya.
Para Voyager (1 dan 2) menunjukan bahwa Enceladus
mempunya diameter hanya 500 kilometer, sekitar sepersepuluh dari bulan terbesar
Saturnus, Titan dan mencerminkan hampir semua sinar matahari.
Voyager 1 menemukan Enceladus mengorbit di bagian
terpadat cincin E Saturnus, sedangkan Voyager 2 mengungkapkan meskipun
ukurannya bulan kecil di Saturnus, mempunyai berbagai medan dengan usia termuda
100 juta tahun.
Pada tahun 2005, beberapa pesawat ruang
angkasa
Cassini melakukan flybys dekat Enceladus, mengungkapkan
permukaan bulan dan lingkungan secara lebih rinci, secara khusus probe menemukan
bulu-bulu yang kaya air ventilasi dari daerah kutub selatan bulan, dan
menunjukan bahwa Enceladus adalah geologis aktif sampai hari ini.
Enceladus adalah salah satu dari tiga badan tata
surya (bersama dengan bulan Jupiter lo dan satelit Neptunus Triton) di mana
letusan aktif dapat diamati.
Penemuan membanggakan, dikatakan bahwa Enceladus
paling spektakuler, memiliki geyser yang memuntahkan air beku ribuan kelometer
ke angkasa.
4. Komet
Komet adalah salah satu anggota dari keluarga tata surya kita.
Komet adalah benda langit yang mengelilingi
matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis.
Komet berasal dari bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet terdiri
dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari.
Ketika mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk
kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam
sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang
berbeda-beda. Panjang komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh
jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet. Komet membutuhkan ribuan
tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit matahari. Kita sering menyebut
komet sebagai bintang berekor. Sebetulnya pernyataan bintang disini tidak
tepat. Komet terbentuk dari es dan debu.
Komet
mengorbit matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk elips.
Komet berasal dari bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet terdiri
dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari.
Ketika mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk
kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam
sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang
berbeda-beda. Panjang komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh
jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet. Komet membutuhkan ribuan
tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit matahari. Kita sering menyebut
komet sebagai bintang berekor. Sebetulnya pernyataan bintang disini tidak
tepat. Komet terbentuk dari es dan debu.
Komet
mengorbit matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk elips.
Komet berasal dari bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet terdiri
dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari.
Ketika mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk
kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam
sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang
berbeda-beda. Panjang komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh
jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet. Komet membutuhkan ribuan
tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit matahari. Kita sering menyebut
komet sebagai bintang berekor. Sebetulnya pernyataan bintang disini tidak
tepat. Komet terbentuk dari es dan debu.
Komet
mengorbit matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk elips.
Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor.
Bagian-bagian komet sebagai berikut.
Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa
kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang
kemudian berubah menjadi gas.
Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
Lapisan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata
manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat matahari.
Inti komet adalah sebongkah batu dan salju. Ekor komet arahnya selalu menjauh
dari matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu
dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas
berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu
ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin matahari kemudian meniup gas
tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet.
Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai
satu ekor dan ada yang dua atau lebih.
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui
daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas
daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan
gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet
Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet
Halley setiap 76 tahun sekali.
Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek
sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang
dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang
sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan
hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari
setiap 3,3 tahun sekali.
Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut.
Komet Kohoutek.
Komet Arend-Roland dan Maikos yang muncul pada tahun 1957.
Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan september 1965 oleh dua astronom
jepang, yaitu Ikeya dan T. Seki.
Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994.
Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
Komet Hale-bopp yang muncul pada tahun 1997.
Komet, adalah Bintang Berekor
Selama berabad-abad, kemunculan sebuah
komet dipercaya sebagai suatu pertanda akan datangnya sebuah malapetaka besar.
Penampakan sebuah komet dan sesekali pula pergerakannya dicatat secara akurat.
Astronom Babylonia dan China mempercayai bahwa komet adalah objek yang beredar
di angkasa sebagaimana halnya planet. Bangsa Yunani beranggapan bahwa komet
adalah fenomena atmosfir, sejenis dengan uap air yang berasal dari permukaan
Bumi. Pandangan ini sempat diterima secara meluas hingga di abad XVI, saat
Tycho Brahe memaparkan pandangannya bahwa komet tidak hanya sebuah fenomena
alam, tetapi diyakini sebagai sebuah benda angkasa yang letaknya dari bumi lebih
jauh daripada Bulan.
Seabad kemudian, Sir Isaac Newton menemukan sebuah metode untuk menghitung
orbit dari sebuah komet berdasarkan lintasan yang dapat diamati di angkasa.
Newton menentukan bahwa komet yang nampak pada bulan Desember 1680 mengikuti orbit
parabola yang sangat panjang. Edmund Halley, seorang ilmuwan yang hidup sezaman
dengan Newton menemukan bahwa orbit dari komet yang pernah muncul pada tahun
1531, 1607, dan 1682 adalah hampir identik. Penemuan ini membawanya kepada
suatu kesimpulan bahwa ketiga penampakan tersebut melibatkan komet yang sama.
Ia kemudian meramalkan bahwa komet tersebut akan muncul lagi pada tahun 1758.
Sayang, usianya tidak cukup panjang untuk bisa menyaksikan kebenaran ramalannya
itu. Penampakan komet tersebut--yang kemudian dinamai komet Halley--ternyata
telah tercatat sebanyak 20 kali sejak tahun 239 sM. Penampakannya yang terakhir
adalah pada tahun 1985-1986.
Komet yang baru ditemukan biasanya diberi nama menurut tahun penemuannya
ditambah sebuah huruf yang mengindikasikan urutan penampakan komet itu pada
tahun saat komet tersebut ditemukan. Saat tanggal dimana komet mencapai titik
perihelion dapat diketahui, komet itu segera dinamai menurut angka tahun
kalendar saat itu dikuti dengan angka Romawi yang menunjukkan urutan kronologis
perlintasan pada perihelion pada tahun itu (misalnya, 1882 II). Beberapa komet
dinamai menurut nama penemunya, misalnya komet Halley; juga komet Hale-Bopp
yang dinamai menurut nama dua orang astronom amatir yang melaporkan
penampakannya di malam yang sama pada tahun 1995.
ORBIT KOMET
Semua komet beredar di tata surya dalam orbit elips (bulat telur). Komet yang
tercatat memiliki periode orbit terpendek adalah komet Encke (3,3 tahun),
sedangkan komet yang memiliki periode panjang, memerlukan waktu hingga ribuan
tahun untuk satu kali mengorbit Matahari. Beberapa komet yang diamati
menunjukkan bahwa komet itu hanya sekali muncul dalam orbit parabolik atau
hiperbolik yang membawanya mendekati Matahari hanya dalam sekali seumur
hidupnya, menimbulkan suatu kemungkinan bahwa komet tersebut mungkin berasal
dari luar tata surya, namun kurangnya data membuat dugaan ini sulit untuk
dibuktikan.
Hampir seluruh komet yang kita kenali mendekati Matahari dalam jarak antara
0.005 hingga 2.5 AU pada perihelion. Apabila perihelion komet lebih jauh dari
2.5 AU, komet biasanya tidak dapat diamati. Banyak diantara komet memiliki
aphelion di sekitar orbit planet luar. Sekelompok yang terdiri dari sekitar 75
komet diketahui sebagai "keluarga dekat" Jupiter dan memiliki
aphelion disekitar orbit planet tersebut. Beberapa diantaranya merupakan
kelompok komet yang mengorbit secara bersama-sama. Komet jenis ini biasanya
merupakan sisa-sisa dari sebuah komet raksasa yang kemudian pecah dikarenakan
pengaruh gravitasi dari Matahari atau sebuah planet.
SIFAT-SIFAT FISIK KOMET
Nukleus dan Coma
Hampir seluruh massa komet terpusat pada nukleus (inti komet). Diameter dari
nukleus biasanya berkisar antara beberapa kilometer dengan kepadatan antara 0,1
hingga 1 g/cm3, mengindikasikan bahwa kepadatannya termasuk renggang.
Berdasarkan model "bola salju kotor" yang digagas oleh Frel L
Whipple, yang berdasarkan penelitian lanjutan kemudian terbukti kebenarannya,
nukleus komet tesusun dari sekumpulan materi yang terdiri atas air, karbon
monoksida, metanol, amonia, dan metana. Seluruhnya dalam keadaan beku serta
tercampur dengan debu. Saat komet mendekati Matahari, materi beku tersebut
menyublim dan membentuk kabut gas dan debu--yang disebut coma--disekeliling
nukleus. Makin dekat ke Matahari, gas yang terbentuk semakin banyak.
Partikel-partikel pada komet terdorong dari nukleus oleh tekanan radiasi dan
angin Matahari (aliran partikel Matahari).
Rata-rata diameter dari coma adalah sekitar 100.000 km, namun massanya
terbilang kecil. Beberapa molekul terdekomposisi dan terionisasi oleh sinar
ultraviolet dalam pelepasannya dari nukleus ke ekor komet. Hasil-hasil yang
dapat diamati dari proses ini meliputi atom-atom hidrogen dan oksigen, air, dan
radikal hydroxyl (OH). Molekul dan senyawa karbon juga ditemukan dalam
konsentarasi yang 100 kali lebih rendah dari nukleus, sementara jumlah molekul
NH, NHH, CH, dan molekul nitrogen ditemukan dengan konsentrasi 1000 kali lebih
rendah. Juga terdeteksi karbon monosulfida (CS) dan serta atom dan molekul
sulfur. Semantara itu unsur etana juga ditemukan di komet Hyakutake. Bagian
coma dari sebuah komet umumnya mengecil saat komet mendekati Matahari, dan
molekulnya terdekomposisi lebih cepat oleh angin Matahari sehingga terdorong ke
arah ekor komet.
Ekor Komet
Saat komet yang cemerlang dapat terlihat, ciri yang paling menyolok adalah
ekor. Dalam penampakan komet Halley pada tahun 1910, ekor komet terentang
hingga lebih dari 90º di lengkung langit. Dalam penampakan komet Halley yang
terakhir sekitar tahun 1985-1986, titik pemanjangan ini tercapai saat komet
berada dalam sudut yang jauh dari Matahari, sehingga tidak terlihat terlalu
dramatis di langit malam.
Panjang ekor komet berkisar antara 1 juta hingga 100 juta km. Ekor komet
biasanya pertama kali muncul saat komet berada pada jarak 1,5 AU dari Matahari.
Meskipun berukuran sedemikian besar, namun setiap 1 km3 volume ekor komet
mengandung materi lebih sedikit dibandingkan dengan 1 mm3 udara.
Ekor komet terbentuk dari gas dari coma dan selalu menunjuk ke arah yang
berlawanan dari Matahari. Semula diduga bahwa tekanan dari radiasi Matahari
adalah satu-satunya penyebabnya, namun saat ini telah diketahui bahwa angin
Matahari memiliki peranan yang lebih besar dalam menentukan arah ekor komet.
Angin Matahari mengandung partikel-partikel yang terlempar dari Matahari.
Kekuatan tekanan dari partikel-partikel ini terhadap molekul gas dalam coma
berkisar 100 kali lebih besar dari kekuatan gravitasi Matahari, dengan demikian
molekul-molekul tersebut terdorong oleh angin Matahari. Angin Matahari tidaklah
konstan, dan variasinya bertanggung jawab atas struktur ekor komet. Solar Flare
dan gangguan lainnya pada Matahari sesekali dapat membuat ekor komet terlihat
bergolak atau berbelok.
Sebuah komet dapat memiliki salah satu diantara dua tipe ekor, atau bahkan
keduanya sekaligus--yang biasa disebut sebagai komet berekor ganda. Jenis ekor
komet yang pertama adalah ekor yang memanjang dan hampir lurus, memiliki
struktur yang mirip serabut yang terdiri dari gas yang ter-ionisasi. Tipe ini
digolongkan sebagai ekor Tipe I. Sedangkan tipe ekor komet lainnya yang
tergolong sebagai Tipe II, atau "ekor debu" berbentuk kelokan yang
tajam dan lebih kabur. Tipe ini tersusun atas debu yang diterpa oleh cahaya
Matahari. Sebuah komet dapat memiliki beberapa ekor debu disamping juga ekor
gas (Tipe I). Beberapa komet diketahui memiliki ekor yang ganjil, dimana
ekornya menunjuk ke arah Matahari (contohnya adalah komet Arent Roland, 1957
III). Ekor komet jenis ini terdiri dari lapisan debu yang sangat tipis yang
keluar dari lapisan terluar komet dan terkumpul disekitar orbit komet. Gas yang
menyusun ekor komet diantaranya adalah CO+, molekul nitrogen, CH+, karbon
dioksida, dan OH+. Ion-ion tersebut, seperti yang juga dijumpai pada coma
terbentuk saat molekul yang lebih besar terpisahkan oleh angin Matahari.
Awan oort
Gambaran seorang artis
tentang Awan
Oort
Secara hipotesa, Awan Oort adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri
dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya merupakan sumber komet berperioda
panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun
cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya
mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya
karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort bergerak
sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti
tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang
didorong Bima Sakti.[62][63]
Sedna
Foto teleskop Sedna
90377 Sedna (rata-rata
525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang
sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan
berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003,
menegaskan bahwa Sedna tidak merupakan bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu
jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya
berpendapat bahwa Sedna adalah objek pertama dari sebuah kelompok baru, yang
mungkin juga mencakup 2000 CR105. Sebuah benda bertitik perihelion pada 45 SA,
aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kelompok
ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melalui proses
yang mirip, meski jauh lebih dekat ke matahari. Kemungkinan besar Sedna adalah
sebuah planet kerdil, meski bentuk kebulatannya masih harus ditentukan dengan
pasti.
Batasan-batasan
Banyak hal dari Tata
Surya kita yang masih belum diketahui. Medan gravitasi matahari diperkirakan
mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya
(125.000 SA). Perkiraan bawah radius Awan Oort, di sisi lain, tidak lebih besar
dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, daerah antara Sabuk Kuiper dan Awan Oort, sebuah daerah yang memiliki radius puluhan ribu
SA, bisa dikatakan belum dipetakan. Selain itu, juga ada studi yang sedang
berjalan, yang mempelajari daerah antara Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin masih akan ditemukan di
daerah yang belum dipetakan.
Perbandingan beberapa
ukuran penting planet-planet:
Karakteristik
|
||||||||
Jarak
orbit (juta km) (SA)
|
57,91
(0,39)
|
108,21
(0,72)
|
149,60
(1,00)
|
227,94
(1,52)
|
778,41
(5,20)
|
1.426,72
(9,54)
|
2.870,97
(19,19)
|
4.498,25
(30,07)
|
Waktu
edaran (tahun)
|
0,24
(88 hari)
|
0,62
(224 hari)
|
1,00
|
1,88
|
11,86
|
29,45
|
84,02
|
164,79
|
Jangka
rotasi
|
58,65
hari
|
243,02
hari
|
23
jam 56 menit
|
24
jam 37 menit
|
9
jam 55 menit
|
10
jam 47 menit
|
17
jam 14 menit
|
16
jam 7 menit
|
Eksentrisitas
edaran
|
0,206
|
0,007
|
0,017
|
0,093
|
0,048
|
0,054
|
0,047
|
0,009
|
Sudut
inklinasi orbit (°)
|
7,00
|
3,39
|
0,00
|
1,85
|
1,31
|
2,48
|
0,77
|
1,77
|
Sudut
inklinasi ekuator terhadap
orbit (°)
|
0,00
|
177,36
|
23,45
|
25,19
|
3,12
|
26,73
|
97,86
|
29,58
|
Diameter
ekuator (km)
|
4.879
|
12.104
|
12.756
|
6.805
|
142.984
|
120.536
|
51.118
|
49.528
|
Massa
(dibanding Bumi)
|
0,06
|
0,81
|
1,00
|
0,15
|
317,8
|
95,2
|
14,5
|
17,1
|
Kepadatan
menengah (g/cm³)
|
5,43
|
5,24
|
5,52
|
3,93
|
1,33
|
0,69
|
1,27
|
1,64
|
Suhu
permukaan
min. menengah maks. |
-173 °C +167 °C +427 °C |
+437 °C +464 °C +497 °C |
-89 °C +15 °C +58 °C |
-133 °C -55 °C +27 °C |
-108 °C |
-139 °C |
-197 °C |
-201 °C |
Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti
Lukisan artis dari Gelembung
Lokal
Tata Surya terletak di
galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi spiral yang berdiameter sekitar
100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari berlokasi di salah satu lengan spiral
galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari berjarak antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya
dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar
2.200 kilometer per detik.
Setiap revolusinya
berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sebagai tahun galaksi
Tata Surya.[68] Apex matahari, arah jalur matahari di ruang
semesta, dekat letaknya dengan konstelasi
Herkules terarah pada posisi
akhir bintang Vega.[69]
Lokasi Tata Surya di
dalam galaksi berperan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bentuk orbit bumi adalah mirip lingkaran dengan
kecepatan hampir sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat
jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova
tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi
ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi
kehidupan.[70]
Tata Surya terletak
jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah pusat, tarikan
gravitasi bintang-bintang yang berdekatan bisa menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata
Surya. Ini bisa menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.
Intensitas radiasi dari
pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bentuk hidup tingkat tinggi.
Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya
sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000
tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah matahari
dalam bentuk debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti berbagai
benda mirip komet
Meteoroid
Orang mengenal meteor sebagai
"bintang jatuh" atau "bintang beralih". Hampir setiap malam
satu-dua meteor mungkin teramati, terutama pada dini hari. Panas akibat gesekan
dengan udara sewaktu meteor memasuki atmosfer bumi yang menyebabkan meteor
berpijar.
Meteor adalah fenomena keseluruhan
masuknya partikel padat dari angkasa luar ke atmosfer bumi. Secara khusus
meteor menggambarkan sorotan cahaya yang dihasilkan oleh ionisasi meteor ketika
memasuki atmosfer bumi. Partikel padat yang ada di angkasa antar planet dengan
ukuran lebih besar dari atom atau molekul tetapi lebih kecil dari asteroid
dinamakan denganmeteoroid. Sedangkanmeteori t merupakan meteor yang telah
memasuki atmosfer bumi namun tidak habis terbakar dalam pergesekannya dengan
atmosfer bumi sehingga mencapai permukaan bumi dalam bentuk padat.
Meteor akan terlihat jelas pada malam
yang terang meski pada suatu saat meteor dapat juga terlihat pada siang hari.
Meteor yang kebanyakan terdiri dari bahan batu mineral dan bulir debu yang
berasal dari Nikel, Besi, dan Carbon, ketika memasuki atmosfer bumi akan
mengalami pergesekan yang mengakibatkan terjadinya ionisasi.
Berdasarkan pengamatan terhadap spektrum
meteor diperoleh data unsur logam yang sering ditemukan adalah Fe, Cr, Ca, Na,
Mg, Ti, Mn, Li, Mo, Ba, dan Sr. Sedangkan untuk unsur non logam ditemukan Si,
H, C, O dan N.
Dari mana asal-usul meteor ? Sampai sejauh
ini ada beberapa analisis darimana meteor itu berasal. Menurut Jan Hagen (1997)
dari Observatory Greifswald, meteor yang menghunjam bumi dapat berasal dari:
1. Planet Mars
Dari berbagai batu meteor (meteorit) yang
ditemukan di permukaan bumi, diyakini ada yang berasal dari Mars. Hal ini
terlihat dari kesamaan beberapa unsur yang ada pada meteorit tersebut dengan
unsur yang ada di Mars.
2. Awan Oort
Awan Oort merupakan asal dari komet
periode panjang. Dari komet periode panjang inilah ketika mendekati matahari
pada titik perihelionnya, lintasan ekor komet dilalui oleh bumi kita. Akibatnya
bumi akan melalui 'sungai' debu ekor komet.
3. Kuiper Belt
Kuiper Belt merupakan sumber dari komet
periode pendek. Terletak antara 30- 100 AU dari matahari. Disaat komet
mendekati planet Jupiter akibat perjumpaan dekat dengannya, menyebabkan
perubahan perihelion orbit komet menjadi lebih pendek dari sebelumnya, sehingga
bumi menabrak jejak lintasan komet tersebut dan terjadilah meteor showers yang
kita lihat.
4. Planetoid dan Asteroid
Ternyata antara meteorit yang ditemukan
dengan asteroid memiliki kesamaan karakter fisis (komposisi materi pembentuk
meteor ). Dipercaya bahwa asteroid yang paling mungkin menjadi sumber meteor
adalah kelompok gugus asteroid AAA (Apollo Amor Aten), berjarak sekitar 2,8 AU,
yang merupakan kelompok
Near Earth Asteroids. Dimana NEA ini diduga merupakan bentuk evolusi
lanjut dari komet periode pendek dan dikenal dengan istilah Comet
Like
Asteroid. Planetoid dan Asteroid yang
terletak diantara orbit Planet Mars dan
Planet Jupiter berpeluang menjadi meteor.
Hal ini terjadi bilamana terdapat gangguan sehingga mengalami perubahan
orientasi orbit. Jika perubahan ini berpotongan dengan lintasan orbit bumi
mengakibatkan terjadinya meteor yang berasal dari asteroid.
Gambar 9. 38. Meteor dari Mars. Benturan
antara planet Mars dan Asteroid meledakkan
segumpal pecahan planet ke ruang angkasa. Potongan Mars yang membentur bumi ini
diperkirakan sekitar 13000 tahun yang lalu. Para ahli percaya bahwa batu
bintang ini,
disebut ALH84001, telah diluncurkan planet Mars sekitar 16 juta tahun yang
lalu.
Meteor yang memasuki bumi, berdasarkan frekuensi penampakannya dapat
digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu hujan meteor (Meteor
Showers/Stream
Meteor) dan individual meteor (Sporadic Meteor).
1. Meteor Showers
Meteor Showers terjadi bilamana bumi
bertubrukan dengan sejumlah partikel padat
yang ada di ruang antar planet dalam
lintasan orbit bumi. Dipercaya bahwa partikel atau benda padat tersebut berasal
dari komet yang sedang melintas di dalam sistem tata surya matahari. Ketika
meteoroid memasuki atmosfer bumi, terjadi pergesekan yang menyebabkan meteor
tersebut memanas dan berpijar. Namun karena meteor yang memasuki bumi jumlahnya
banyak dalam rentang waktu pendek sehingga kita melihatnya seperti hujan api.
Meteor Showers terjadi tidak setiap saat
melainkan mempunyai periodisitas penampakan pada selang waktu tertentu. Hal ini
terjadi dikarenakan, dalam lintasannya, bumi melalui ruang antar planet yang
mempunyai distribusi partikel tidak sama.
Penamaan meteor showers berasal dari nama
rasi meteor showers tersebut berasal ditambah denganid. Misalnya ada meteor
showers yang mempunyai radian pada arah rasi Leo maka nama meteor showers
tersebut adalah meteor showers Leonids.
2. Sporadik Meteor
Kurang lebih 80% meteor yang kita lihat
bukanlah termasuk jenis showers melainkan meteor yang berasal dari arah acak,
per jamnya rata-rata berjumlah relatif lebih sedikit dibanding dengan meteor
showers serta penampakannya tidak terbatasi oleh waktu tertentu (tidak
periodik). Meteor ini terjadi setiap saat dan dapat terjadi di lintang dan
bujur bumi mana saja. Meteor inilah yang dikenal sebagai sporadic meteors.
Sporadik meteor kebanyakan berasal dari debu antar planet yang merupakan materi
primordial sisa pembentukan tata surya. Bentuknya berupa debu, batu-batuan, dan
partikel padat lainnya maupun pecahan benda langit yang melayang-layang di
angkasa.
KometKomet berasal dari kata Yunanikometes artinya “berambut panjang”. Komet adalah anggota tatasurya yang mempunyai orbit sangat lonjong. Komet atau disebut bintang berekor merupakan fenomena tertua yang teramati penampakannya dari bumi. Tercatat pada abad ke 11 terdapat lukisan dinding yang merekam pemunculan komet yang sama dengan yang diamati Halley 7 abad kemudian.
Gambar 9.39. Awal penampakan komet Halley yang terekam pada abad ke-11 pada lukisan dinding. Secara berkala komet ini muncul tiap 76 tahun sekali. Tujuh abad kemudian komet ini baru diselidiki mendalam oleh Edmund Halley dan selanjutnya diberi nama komet Halley
Edmund Halley ilmuwan dari Inggris teman Isaac Newton mengadakan perhitungan teliti tentang komet tersebut, dan diramalkan setiap 76 tahun sekali komet ini melintas dekat matahari.
Gambar 9.40. Gambar pemunculan terakhir komet Halley pada tahun1986
difoto di Selandia Baru. Komet ini akan muncul lagi kelak pada tahun 2062
Sudah banyak komet ditemukan. Sampai sekarang komet yang teramati telah mencapai ribuan buah. Dari semua yang teramati, ada yang orbit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar