A. Kemajuan di Bidang Sosial dan Budaya
Selama masa pemerintahan dinasti Bani
Abbasiyah (750-1258 M). diantara perkembangannya adalah dalam bidang :
a.Seni Bangunan dan Arsitektur Masjid
Masjid merupakan bangunan tempat ibadah umat
islam yang merupkn wakil menonjol dari Arsitektur islam. Masjid yang dirikan pada masa pemerintahan Bani Abbas adalah
bangunan masjid Samarra, di Bagdad.
Masjid Samarra
adalah tiang-tiang yang di pasang beratap lengkung. Tiang-tiang tersebut
dibangun menggunakan batu bata.
b.Seni bangunan
kota
Seni bangunan
islam masih mempunyai cirri khas dan gaya tersendiri, dalam pintu pilar,
lengkung kubah, hiasan lebih bergantung (muqarnas hat).
Pemerintah
dinasti Abbasiyah adalah kota Bagdad, yang dibangun oleh Abu ja’far al-Mansur
(136-158 H/754-775). Tempat lokasi ditepi sungai Eufrat (Furat) dan Dajlah
(Tigris). Pembangunan ini diarsiteki oleh Hajjaj bin Artbab dan Amran bin
Wadldlah, tenaga kerja yang dibutuhkan .
Istana khalifah
al-Manshur dipusat kota bernama Qashru al-Dzahab (istana keemasan)yang luasnya
sekitar 160.000 Hasta persegi. Masjid Jami’ didepannya memiliki luas areal
sekitar 40.000 hasta persegi,” Istana dan Masjid merupakan simbol kota.
Sekitar tahun 157 H, khalifah al-Mansur membangun istana baru diluar kota yang diberi nama Istana ABADI (Qasbrul Khuldi) khalifah al-Mansur membagi kota Bagdad menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang naib amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri yaitu daerah otonom.
Perkembangan Dan Kemajuan Bahasa Sastra
Sekitar tahun 157 H, khalifah al-Mansur membangun istana baru diluar kota yang diberi nama Istana ABADI (Qasbrul Khuldi) khalifah al-Mansur membagi kota Bagdad menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang naib amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri yaitu daerah otonom.
Perkembangan Dan Kemajuan Bahasa Sastra
Perkembangan
seni bahasa dan kemajuan, baik puisi maupun prosa kemajuan yang cukup berarti.
Salah satu perhatian besar bani Abbas dan juga para ahli bagian Seniman.
Berikut uraian singkatnya :
a.Perkembangan
puisi
Berbeda dengan
masa pemerintahan bani Umayah yang belum banyak.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
b.Perkembangan
prosa
Pada masa
pemerintahan dinasti bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat
menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan
nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.
Perkembangan Seni Musik
Perkembangan Seni Musik
Pada umumnya orang Arab memiliki bakat musik,
sehingga seni suara atau seni musik menjadi suatu keharusan bagi mereka sejak
zaman jahiliyah. Hal ini terus berkembang pada masa
Bani Umayah hingga Abbasiyah. Pada masa pemerintahan dinasti bani Abasiyah,
music islam mengalami kejayaan.
B. KEMAJUAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Pada masa
pemerintahan Bani Abbas, pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan yang
gemilang. Pada masa itu prioritas umat islam mampu membaca dan menulis, pada
masa ini pendidiakan dan pengajaran diselenggarakan dirumah-rumah penduduk dan
ditempat-tempat umum lainnya misalnya Muktab.
Menurut
keterangan yang ada, terdapat sekitar 30.000 masjid yang sebagian besar
dipergunakan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran tingkat dasar, kurikulum
pendidikan pendidikan pada tingkat dasar terdiri pelajaran membaca, menulis,
tata bahasa, hadist, prinsip-prionsip dasar matematika dan pelajaran syair.
Sedangkan pendidikan tingkat menengah terdiri dari pelajaran taysir Al - Qur’an
pembahasan kandungan Al - Qur’an, Sunah Nabi, Fiqih, dan Ushul Fiqh, kajian
ilmu kalam (teologi), ilmu Mntiq (retorika) dan kesustraan, pada pelajaran
tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian mandiri dibidang astronomi,
geografi dunia, filsafat, geometri, musikdan kedokteran.
Berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam
1.
Lembaga
Pendidikan Islam Nonformal
a. Kutab sebagai Lembaga Pendidikan Dasar
Kutab atau maktab,
berasal dari kata dasra kattaba yang berarti menulis atau tempat
menulis. Pada mulanya dilaksanakan di rumah guru-guru yang bersangkutan, yang
diajarkan adalah menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama
hijriyah, kutab tidak hanya mengajarkan menulis dan membaca, tetapi juga mengajarkan
membaca al Qur`an dan pokok-pokok ajaran Islam.
b. Pendidikan Rendah di Istana
Pendidikan anak di
istana berbeda dengan pendidikan di kutab pada umumnya. Di istana orng tua
murid membuat rencana pelajaran yang selaras dengan anaknya. Guru yang mengajar
disebut Mu`addib, karena berfungsi mendidik budi pekerti dan
mewariskan kecerdasan serta pengetahuan.
c. Toko-Toko Kitab
Toko-toko
kitab bukan hanya sebagai tempat berjual beli saja, tetapi juga sebagi tempat
berkumpulnya para ulama, pujangga, dan ahli-ahli ilmu pengetahuan untuk
berdiskusi, berdebat, bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah atau
sekaligus sebagai lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan berbagai macam
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.
d. Rumah-Rumah Para Ulama (Ahli Ilmu Pengetahuan)
Pada
masa kejayaan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, rumah-rumah
para ulama dan ahli ilmu pengetahuan menjadi tempat belajar dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Di antaranya, rumah Ibnu Sina, al Ghazali, Ali Ibnu Muhammad
al Fashihi, Ya`qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah, dan al Aziz Billah al Fathimy.
e. Majelis Kesusasteraan
Yaitu majelis khusus
yang diadakan oleh khalifah untuk membahas berbagai macam ilmu pengetahuan.
f. Badiah (Padang Pasir, Dusun Tempat Tinggal Badwi)
Badiah
digunakan sebagai tempat untuk mempelajari bahasa Arab yang fasih dan murni
serta mempelajari syair-syair dan sastra Arab. Ulama-ulama yang banyak pergi ke
Badiah untuk tujuan tersebut di antaranya;6
1.
al Khalil
bin Ahmad (160 H). ia pergi ke badiah Hijaz, Najd, dan Tihamah.
2.
Bajar bin
Burd (167 H). Ia belajar kepada 80 orang syekh di Bani Aqil.
3.
al Kasai
(182 H). Ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta untuk menulis
tentang Arab.
4.
Imam
Syafi`i (204 H). Ia belajar di Hudzail selama 17 tahun.
g.
Rumah Sakit (Bimaristan)
Pada masa dinasti Abbasiyah yang mendirikan rumah
sakit adalah Harun al Rasyid, yang memerintahkan kepada dokter Jibrail bin
Buhtaisu untuk mendirikan rumah sakit di Baghdad. Di
sebelah rumah sakit ada perpustakaan dan bilik untuk mengajarkan ilmu kedokteran
dan ilmu obat-obatan.
h. Perpustakaan
Perpustakaan menjadi
aspek budaya yang penting dan sebagai tempat belajar serta sumber pengembangan
ilmu pengetahuan. Perpustakaan ada 3 macam, yaitu;
1.
Perpustakaan
baitul hikmah di Baghdad, didirikan oleh khalifah Harun al Rasyid. Perpustakaan
ini berisi ilmu-ilmu agama Islam dan bahasa Arab dan ilmu umum yang
diterjemahkan dari bahasa Yunani, Persia, India, Qibty, dan Arami.
2.
Perpustakaan
al Haidariyah di Najaf (Irak) di sebelah makam Ali bin Abi Thalib.
3.
Perpustakaan
Ibnu Suwar di Basrah, didirikan oleh Abu Ali bin Suwar. Dalam perpustakaan ini
diadakan khalakah pelajaran.
4.
Perpustakaan
Sabur didirikan pada tahun 383 H oleh Abu Nasr sabur bin Ardasyir. Dalam
perpustakaan ini kurang lebih ada 10.400 jilid buku.
5.
Darul Hikmah
di Kairo (Mesir), didrikan oleh al Hakim Biamrillah al Fathimy tahun 395 H.
6.
Perpustakaan
khusus, yaitu perpustakaan al Fath bin Khagan Wazir al Mutawakkil al Abbasy
(247 H), Perpustakaan Hunain bin Ishaq (264 H), dan Perpustakaan Ibnu al
Khassyah (567 H).
7.
Perpustakaan
di Andalusia, perpustakaan yang besar adalah perpustakaan di Kurtubah
(Cordova). Didirikan oleh al Hakam bin an Nashir yang menjadi khalifah di
Andalusia tahun 350 H.
i. Ribath (Khaniqah), ialah kamp, tempat tentara yang dibangun di
perbatasan negeri intuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Ribath yang
terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syiria) dan utara Afriqiah
(Tunisia). Ribath digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat
penginapan alim ulama dan pelajar yang datang dari luar negeri untuk belajar
hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.
1.
Lembaga
Pendidikan Formal
a.
Madrasah Nizamiah didrikan oleh Nizam al Mulk, perdana menteri Saljuk pada
tahun 1065 M – 1067 M. Pada tiap-tiap kota Nizam al Mulk mendirikan satu
madrasah besar, di antaranya di Baghdad, Balkh, Naisabur, Harat, Asfahan,
Basran, Marw, dan Mausul. Tetapi madrasah Nizamiah Baghdad adalah madrasah yang
terbesar dan terpenting. Tujuan Nizam al Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu
adalad untuk menperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab
keagamaan pemerintahan.
Madrasah Nizamiah Baghdad
Madrasah
ini didirikan di dekat pinggir sungai Dijlah, di tengah-tengah pasar Selasah di
Baghdad pada tahun 457 H. Guru-guru madrasah ini diantaranya Abu Ishaq as
Syiraji (guru tetap), Abu Nasr as Sabagh, Abul Qasim al `Alawi, Abu Abdullah al
–Thabari, Abu Hamid al Ghazali, Radliyudin al Kazwaeni dan al Fairuz Abadi.
Rencana
pengajaran adalah ilmu syari`ah dan ilmu fiqh dalam 4 madzhab.
b.
Madrasah Nuruddin Zinki, didirikan oleh Nuruddin Zinki di Damaskus.
Madrasah-madrasah yang didirikannya yaitu madrasah an Nuriyah al Qubra di
Damaskus (563 H). Gedung madrasah terdiri dari iwan (aula tempat kuliah),
masjid, tempat istirahat untuk guru, asrama, tempat tinggal pesuruh madrasah,
kamar kecil, dan lapangan. Madrasah lainnya yaitu madrasah yang didirikan pada
masa al Ayubi dan madrasah al Mustansiriah di Baghdad (Irak) tahun 631 H.
Madrasah al Mustansiriah didirikan oleh khalifah Abasyi al Mustansir Billah
pada tahun 631 H. Ilmu-ilmu yang diajarkan yaitu ilmu al Qur`an, syari`ah,
bahasa Arab, kedokteran, dan ilmu pasti.
c.
Perguruan Tinggi;
1.
Baitul
Hikmah di Baghdad, didirikan pada amasa Harun al Rasyid (170-193 H), kemudian
diperbesar oleh khalifah al Ma`mun (198-218 H). Pada Baitul Hikmah bukan saja
diajarkan ilmu-ilmu agama Islam, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan seperti ilmu
alam, kimia, falaq, dan lain-lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah Salam, yang
menguraikan teori-teori ilmu pasti dalam al Maj`sthi (almageste) kitab karangan
Bathlimus (Ptolemee). Kemudian guru besar al Khawarazmi, ahli ilmu pasti, ahli
falaq, dan pencipta ilmu al jabar, guru besar Muhammad bin Musa bin Syakir,
seorang ahli ilmu ukur, ilmu bintang dan falaq. Di baitul Hikmah dikumpulkan
buku-buku ilmu pengetahuan dalam bermacam-macam bahasa seperti bahasa Arab,
Yunani, Suryani, Persia, India, dan Qibtia. Kemudian al Ma`mun mendirikan
peneropong bintang yang disebut peneropong al Ma`muni. Setelah wafat al Ma`mun,
maka Baitul Hikmah tidak mendapat perhatian penuh dari khalifah-khalifah.7
2.
Darul
`Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah al Fathimi di pinggir sungai
Nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad. Menurut keterangan al Makrizi,
bahwa Darul `Ilmi didirikan di kampung al Kharun Fusy dengan perintah al Hakim
Biamrillah al Fathimi. Ilmu yang diajarkan di antaranya; ilmu agama, falaq,
kedokteran, dan berhitung.
C. Kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada
masa dinasti ini keilmuan umat islam baik pengetahuan agama maupun umum
mengalami kemajuan yang sangat pesat, itu semua terjadi karena para khalifah
istana sangat antusias untuk mamajukan keilmuannya. Disamping itu fasilitas
pendidikan juga diberi dukungan yang sangat penuh dan para ilmuan baik ulama’
maupun intlektual diberi gaji yang layak sehingga ia sangat berkonsentrasi di
dalam mengembangkan keilmuan. Dan berikut ini akan dipaparkan kemajuan-kemajuan
keilmuan yang dicapai Abbasyiah dan beserta tokoh-tokohnya yang berprestasi.
a.
Filsafat
Filsafat
pada masa ini mengalami puncak kejayaan, meskipun ilmu ini berasal dari
orang-orang yunani kuna seperti Thales,Pytagoras,Socrates Dll. akan tetapi oleh
orang islam pemikirannya tetap di adopsi dengan menerjemahkan bahasa yunani
kedalam bahasa arab, dari filsafat yunanilah orang islam berusaha untuk
memadukan dengan ajarannya sehingga memunculkan filsafat islam.
b.
ilmu kalam
Lahirnya
ilmu karena atas dorongan oarang-orang kristen nasrani dan yahudi, yang
memecahkan masalah dan segala problemnya dengan menggunakan filsafat sebagai
senjata, juga memecahkan persoalan agama dengan pemikiran dan ilmu pengetahuan.
Oleh karena tu orang-orang mu’tazilah cukup andil untuk mengembangkan dan
menciptakan ilmu kalamnya.
c.
ilmu kedokteran
Ilmu
kedokteran mengalami puncak kemajuan yang sangat pesat pada masa dinasti
Abbasyiah, pada ini masa telah didirikan apotek yang pertama di dunia, sekolah
farmasi (obat-obattan), sekolah kedokteran yang lengkap dengan rumah sakitnya,
ilmu kedoteran ini mencapai puncaknya ketika pada masa Al-Makmun dan Harun
Ar-Rasyid. Pada masa itu Harun Ar-Rasyid telah mendirikan 34 rumah sakit di
seluruh dunia islam Sehingga memunculkan para dokter yang sangat terkenal.
Seperti yuhannah bin musawaih dengan bukunya yang sangat terkenal Al-Asyr
Al-Maqalat Fi Al-Ain ( Pengobatan Penyakit Mata) selanjutnya Ar-Razi pemimpin
para dokter di baghdat Ar-razi mempunyai karya 232 buku dianatara bukunya yang
sangat terkenak ialah buku yang membahas penyakit cacar dan campak dan cacar ,
Ibnu Sina dengan bukunya Qonun fil Tibb. Pada abad 17 M karya Ar-razi dan Ibnu
Sina menjadi rujukan orang-orang eropa.
d.
ilmu kimia
Ilmu
kimia juga termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum
muslimin. Diantara tokoh yang sangat populer diantaranya ialah Jabir Bin Hayyan
yang berpendapat logam seperti timah, besi, dan tembaga, dapat di ubah menjadi
emas dan perak dengan menggunakan obat rahasia. Dan ia juga mengetahuai cara
ubtuk mengetahui asam belerang, asam sendewa dan aqua regia yang daapt menghancurkan
emas dan perak.
e.
matematika
Diantara
ilmu yang berkembang pada masa Abbasyiah ialah ilmu Hisab atau Matematika,
latar belakang ilmu ini dibutuhkan utk mengukur pembangunan pada setiap sudut,
supaya tidak terjadi kesalahan didalam menentukannya.Ilmu ini dibawa oleh
ilmuwan india pad masa khalifah al-mansur melalui Sind Wa Hind. Pada masa ini
telah muncul ilmuwan muslim yaitu al-khawarizmi selaku penemu angka Nol,
satu,dua dan seterusnya yang disebut nomer atau angka , ia juga pengembang ilmu
geometri dengan angka-angka persamaan kuadrat, Al-Khawarizmi dalam ilmu ukur
sudut juga luar biasa Disamping itu ia juga ahli geografi,musik, dan sejarah.
ia juga ahli astronomi dibawah pimpinan khalifah al-ma’mun ia berhasil
menentukan ukuran bundaran bumi.
f.
Sejarah
Sejarah
merupakan aspek terpenting untuk mengetahuai masa yang telah silau, para ilmuwa
muslim tidak menjadikan Hadist Nabi sebagai penentu hukum akan tetapi pada
kelajutannya sabda nabi dijadikan sejarah, sehinggan membuahkan karya yang
sangat berjasa sampai saat ini seperti Sirat Nabawiyah Lil ishaqi yang disusun
oleh Muhammad Bin ishaq ( 768M ) yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya Ibn
Hisyam ( 845 M ), disamping itu seorang ilmuwan sejarah yaitu Al-Waqidi (823 M)
Muhammad Bin Ishaq ( 845 M) yang mengarang Thabaqat Al-kubra dengan delapan
jilid.
g.
ilmu Bumi
Tentunya
ilmu bumi tidak lepas dari astronomi. Ahli astronomi yang pertama dalam islam
ialah Hisyam Al-Kalbi, kemudian dilanjutkan ilmuwan yang lain seperti
Al-Khawarizmi yang telah membuat globe (peta dunia) pertama pada tahun 830 M,
ia juga mampu mengukur volume keliling bumi atas perintah Al-Ma’mun.
h.
Astronomi
Astromi
membantu umat islam untuk menetukan letak ka’bah, disamping itu membantu para
khalifah untuk meramal gfaris politik dan amir berdasarkan peredaran bintang ,
astromom yang pertama dalam islam ialah Muhammad Al-Fazani, ia mengoreksi tabel
yang ada pada teks astronomi india ShiddantaI yang merupakan kitab rujukan para
astronom, ia juga mengarang syair-syair yang digunakan untuk mempelajari ilmu
perbintangan. Disamping itu Astronom islam yang terkenall adalah al-fazzari
yang hidup pada masa Al-Mansur. Ia adalah orang islam yang menyusun astrolabe (
yang dahulu digunakan untuk mengukur tinggi bintang)
D. Kemajuan Abbasyiah Dalam Ilmu Pengetahuan Agama
Ilmu
agama pada masa ini tidak kalah pentingnya dari pada ilmu pengetahuan umum,
sampai-sampai pada saat ini karya-karyanya maih abadi langgeng bahkan menjadi
kurikulum wajib dipesantren maupun dilembaga keislaman yang lain. Diantara
keilmuan yang diperoleh adalah
a.
ilmu hadist
Ilmu
ini muncul dalam dunia islam atas latar belakang umat islam untuk melestarikan
As-Sunnah, yaitu pada masa umar bin abdul aziz karena umat islam yang hafal
hadist banyak yang gugur di medan perang sehingga menimbulkan kekhawatiran
tersendiri bagi umat islam. Maka dari itu Umar Bin Abdul Aziz abu bakar bin
muhammad bin amir hazam sEorang Gubernur madinah akan tetapi penulisan hadist
tidak diwujudkan dalam bentuk yang sempurna, pada masa bani Abbasyiah Hadist
telah dibukukan dan dikumpulkan secara sempurna, dimana pada masa itu
mucncullah ilmuwwan hadist yang populer dan prestasinya sangat luar biasa yaitu
Imam Bukhari, imam Muslim, Abu daud, Nasa’i, Ibnu Majah, Tirmidzi yang
menghasilkan karya Kutubus Sittah
b.
Ilmu Tafsir
Pada
abad ke 3 H orang islam mulai memperhatikan untuk memahami al-qur’an dengan
cara yang betul apalagi kalangan non arab yang tidak paham terhadap isi dan
kandungan al-qur’an, maka dari itu dibentuklah ilmu tafsir. Pada masa itu
terdapat dua metode untuk mempelajari tafsir yaitu pertama metode al-ma’sur
sebuah metode yang dipakai untuk menafsiri al-qur’an dengan berpedoman terhadap
al-hadist dan perkataan para sahabat. Kedua metode Dirayah metode penafsiran
al-qur’an yang lebih menonjolkan akal pemikiran dalam hal ini kalangan
mu’tazilah yang cukup andil. Pada saat itu telah muncul para mufassirin yang
sangat tersohor seperti; imam thabary, al-suda, imam muqotil sulaiman. Imam
Thabary sendiri menghsilkan karya yang berjudul Jami’ul Bayan Fi Tafsir
Al-Qur’an.
c.
Ilmu Fiqh
Ilmu
fiqh pada saat itu juga mengalami kemajuan yang sangat gemilang dan tokohnyapun
sangat dikenang sampai pada saat ini yaitu Imam Abu Hanifah, Iaman Malik, Imam
Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hambal. Tapi pada dasarnya pada masa ini terbagi
dalam dua kelompok pemikiran yaitu kelompok ahli ro’yu ( Imam Hambali dan Imam
Malik) yang menyandarkan istimbathnya ( Penggalian Hukum) dengan berpedoman
akal dan pemikiran dan Ahli Hadist (Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hambal).
yang menyandarkan istimbathnya ( Penggalian Hukum) dengan berpedoman kepada
Hadist. Imam hanafi menyusun kitab Fiqh Akbar, Imam Malik(97-179 H) mempuyai
karya Al-Muwata’ , Imam Syafi’i ( 150-204 M) menyusun kitab Al-Um dan Ahmad bin
Hambal menyusun kitab Al-Musnad (780-855 M)
d.
Ilmu Tasawuf
Keilmuan
islam yang serba filosofis menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi keilmua
islam, sehingga ilmu tasawwuf dapat berkembang dengan pesat pada masa dinasti
Abbasyiah. Sesungguhnya ajaran ini sudah ada pada masa Nabi Muhammad tapi pada
masa abbasyiah tasawwuf berkembang dengan pesat.berkut ini ada beberapa tokoh
dalam tasawwuf beserta pemikirannya.
E. Meneladani
Ketekunan dan Kegigihan Para Ulama Bani Abbasiyah
Hal-hal
tidak ternilai harganya yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam pada
masa Abbasiyah , antara lain :
1) Harus menjadi contoh bagi umat Islam
guna dijadikan cermin untuk meraih kemajuan Islam pada masa yang akan dating.
2) Memberi motivasi kepada kaum
Muslimin bahwa pada masa lampau umat Islam pernah merebut keunggulan dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan, yang sekarang harus direbut kembali
3) Menyadarkan umat Islam dari
ketertinggalan dan mencari penyebab kehilangan mutiara yang hilang itu
(Kemajuan Ilmu pengetahuan)
4) Menggugah kepada generasi muda Islam
untuk terus belajar tanpa mengenal lelah agar bangsa Indonesia bisa sejajar
dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju, bahkan bisa mengunggulinya.
http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/05/kemajuan-dan-kemunduran-abbasiyah.html
Perpustakaan ada 3 macam
BalasHapus1
2
3
4
5
6
7
Lol..anjir