}
Free Atom Cursors at www.totallyfreecursors.com
Setelah itu copy kod JieZunaE: KEMAJUAN-KEMAJUAN DINASTI ABBASIYAH

Rabu, 07 Mei 2014

KEMAJUAN-KEMAJUAN DINASTI ABBASIYAH



A. Kemajuan di Bidang Sosial dan Budaya
Selama masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah (750-1258 M). diantara perkembangannya adalah dalam bidang :
a.Seni Bangunan dan Arsitektur Masjid
Masjid merupakan bangunan tempat ibadah umat islam yang merupkn wakil menonjol dari Arsitektur islam. Masjid yang dirikan pada masa pemerintahan Bani Abbas adalah bangunan masjid Samarra, di Bagdad.
Masjid Samarra adalah tiang-tiang yang di pasang beratap lengkung. Tiang-tiang tersebut dibangun menggunakan batu bata.

b.Seni bangunan kota
Seni bangunan islam masih mempunyai cirri khas dan gaya tersendiri, dalam pintu pilar, lengkung kubah, hiasan lebih bergantung (muqarnas hat).
Pemerintah dinasti Abbasiyah adalah kota Bagdad, yang dibangun oleh Abu ja’far al-Mansur (136-158 H/754-775). Tempat lokasi ditepi sungai Eufrat (Furat) dan Dajlah (Tigris). Pembangunan ini diarsiteki oleh Hajjaj bin Artbab dan Amran bin Wadldlah, tenaga kerja yang dibutuhkan .
Istana khalifah al-Manshur dipusat kota bernama Qashru al-Dzahab (istana keemasan)yang luasnya sekitar 160.000 Hasta persegi. Masjid Jami’ didepannya memiliki luas areal sekitar 40.000 hasta persegi,” Istana dan Masjid merupakan simbol kota.
Sekitar tahun 157 H, khalifah al-Mansur membangun istana baru diluar kota yang diberi nama Istana ABADI (Qasbrul Khuldi) khalifah al-Mansur membagi kota Bagdad menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang naib amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri yaitu daerah otonom.

Perkembangan Dan Kemajuan Bahasa Sastra
Perkembangan seni bahasa dan kemajuan, baik puisi maupun prosa kemajuan yang cukup berarti. Salah satu perhatian besar bani Abbas dan juga para ahli bagian Seniman. Berikut uraian singkatnya :
a.Perkembangan puisi
Berbeda dengan masa pemerintahan bani Umayah yang belum banyak.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.

b.Perkembangan prosa
Pada masa pemerintahan dinasti bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.

Perkembangan Seni Musik
Pada umumnya orang Arab memiliki bakat musik, sehingga seni suara atau seni musik menjadi suatu keharusan bagi mereka sejak zaman jahiliyah. Hal ini terus berkembang pada masa Bani Umayah hingga Abbasiyah. Pada masa pemerintahan dinasti bani Abasiyah, music islam mengalami kejayaan.

B. KEMAJUAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan yang gemilang. Pada masa itu prioritas umat islam mampu membaca dan menulis, pada masa ini pendidiakan dan pengajaran diselenggarakan dirumah-rumah penduduk dan ditempat-tempat umum lainnya misalnya Muktab.
Menurut keterangan yang ada, terdapat sekitar 30.000 masjid yang sebagian besar dipergunakan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran tingkat dasar, kurikulum pendidikan pendidikan pada tingkat dasar terdiri pelajaran membaca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prionsip dasar matematika dan pelajaran syair. Sedangkan pendidikan tingkat menengah terdiri dari pelajaran taysir Al - Qur’an pembahasan kandungan Al - Qur’an, Sunah Nabi, Fiqih, dan Ushul Fiqh, kajian ilmu kalam (teologi), ilmu Mntiq (retorika) dan kesustraan, pada pelajaran tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian mandiri dibidang astronomi, geografi dunia, filsafat, geometri, musikdan kedokteran.

Berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam
1.      Lembaga Pendidikan Islam Nonformal
a. Kutab sebagai Lembaga Pendidikan Dasar
Kutab atau maktab, berasal dari kata dasra kattaba yang berarti menulis atau tempat menulis. Pada mulanya dilaksanakan di rumah guru-guru yang bersangkutan, yang diajarkan adalah menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama hijriyah, kutab tidak hanya mengajarkan menulis dan membaca, tetapi juga mengajarkan membaca al Qur`an dan pokok-pokok ajaran Islam.
b. Pendidikan Rendah di Istana
Pendidikan anak di istana berbeda dengan pendidikan di kutab pada umumnya. Di istana orng tua murid membuat rencana pelajaran yang selaras dengan anaknya. Guru yang mengajar disebut Mu`addib, karena berfungsi mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan serta pengetahuan.
c. Toko-Toko Kitab
Toko-toko kitab bukan hanya sebagai tempat berjual beli saja, tetapi juga sebagi tempat berkumpulnya para ulama, pujangga, dan ahli-ahli ilmu pengetahuan untuk berdiskusi, berdebat, bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah atau sekaligus sebagai lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan berbagai macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.
d. Rumah-Rumah Para Ulama (Ahli Ilmu Pengetahuan)
Pada masa kejayaan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, rumah-rumah para ulama dan ahli ilmu pengetahuan menjadi tempat belajar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Di antaranya, rumah Ibnu Sina, al Ghazali, Ali Ibnu Muhammad al Fashihi, Ya`qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah, dan al Aziz Billah al Fathimy.
e. Majelis Kesusasteraan
Yaitu majelis khusus yang diadakan oleh khalifah untuk membahas berbagai macam ilmu pengetahuan.
f. Badiah (Padang Pasir, Dusun Tempat Tinggal Badwi)
Badiah digunakan sebagai tempat untuk mempelajari bahasa Arab yang fasih dan murni serta mempelajari syair-syair dan sastra Arab. Ulama-ulama yang banyak pergi ke Badiah untuk tujuan tersebut di antaranya;6
1.      al Khalil bin Ahmad (160 H). ia pergi ke badiah Hijaz, Najd, dan Tihamah.
2.      Bajar bin Burd (167 H). Ia belajar kepada 80 orang syekh di Bani Aqil.
3.      al Kasai (182 H). Ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta untuk menulis tentang Arab.
4.      Imam Syafi`i (204 H). Ia belajar di Hudzail selama 17 tahun.
g. Rumah Sakit (Bimaristan)
Pada masa dinasti Abbasiyah yang mendirikan rumah sakit adalah Harun al Rasyid, yang memerintahkan kepada dokter Jibrail bin Buhtaisu untuk mendirikan rumah sakit di Baghdad. Di sebelah rumah sakit ada perpustakaan dan bilik untuk mengajarkan ilmu kedokteran dan ilmu obat-obatan.
h. Perpustakaan
Perpustakaan menjadi aspek budaya yang penting dan sebagai tempat belajar serta sumber pengembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan ada 3 macam, yaitu;
1.      Perpustakaan baitul hikmah di Baghdad, didirikan oleh khalifah Harun al Rasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu agama Islam dan bahasa Arab dan ilmu umum yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, Persia, India, Qibty, dan Arami.
2.      Perpustakaan al Haidariyah di Najaf (Irak) di sebelah makam Ali bin Abi Thalib.
3.      Perpustakaan Ibnu Suwar di Basrah, didirikan oleh Abu Ali bin Suwar. Dalam perpustakaan ini diadakan khalakah pelajaran.
4.      Perpustakaan Sabur didirikan pada tahun 383 H oleh Abu Nasr sabur bin Ardasyir. Dalam perpustakaan ini kurang lebih ada 10.400 jilid buku.
5.      Darul Hikmah di Kairo (Mesir), didrikan oleh al Hakim Biamrillah al Fathimy tahun 395 H.
6.      Perpustakaan khusus, yaitu perpustakaan al Fath bin Khagan Wazir al Mutawakkil al Abbasy (247 H), Perpustakaan Hunain bin Ishaq (264 H), dan Perpustakaan Ibnu al Khassyah (567 H).
7.      Perpustakaan di Andalusia, perpustakaan yang besar adalah perpustakaan di Kurtubah (Cordova). Didirikan oleh al Hakam bin an Nashir yang menjadi khalifah di Andalusia tahun 350 H.
i. Ribath (Khaniqah), ialah kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri intuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syiria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat penginapan alim ulama dan pelajar yang datang dari luar negeri untuk belajar hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.
1.      Lembaga Pendidikan Formal
a. Madrasah Nizamiah didrikan oleh Nizam al Mulk, perdana menteri Saljuk pada tahun 1065 M – 1067 M. Pada tiap-tiap kota Nizam al Mulk mendirikan satu madrasah besar, di antaranya di Baghdad, Balkh, Naisabur, Harat, Asfahan, Basran, Marw, dan Mausul. Tetapi madrasah Nizamiah Baghdad adalah madrasah yang terbesar dan terpenting. Tujuan Nizam al Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu adalad untuk menperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab keagamaan pemerintahan.
Madrasah Nizamiah Baghdad
Madrasah ini didirikan di dekat pinggir sungai Dijlah, di tengah-tengah pasar Selasah di Baghdad pada tahun 457 H. Guru-guru madrasah ini diantaranya Abu Ishaq as Syiraji (guru tetap), Abu Nasr as Sabagh, Abul Qasim al `Alawi, Abu Abdullah al –Thabari, Abu Hamid al Ghazali, Radliyudin al Kazwaeni dan al Fairuz Abadi.
Rencana pengajaran adalah ilmu syari`ah dan ilmu fiqh dalam 4 madzhab.
b. Madrasah Nuruddin Zinki, didirikan oleh Nuruddin Zinki di Damaskus. Madrasah-madrasah yang didirikannya yaitu madrasah an Nuriyah al Qubra di Damaskus (563 H). Gedung madrasah terdiri dari iwan (aula tempat kuliah), masjid, tempat istirahat untuk guru, asrama, tempat tinggal pesuruh madrasah, kamar kecil, dan lapangan. Madrasah lainnya yaitu madrasah yang didirikan pada masa al Ayubi dan madrasah al Mustansiriah di Baghdad (Irak) tahun 631 H. Madrasah al Mustansiriah didirikan oleh khalifah Abasyi al Mustansir Billah pada tahun 631 H. Ilmu-ilmu yang diajarkan yaitu ilmu al Qur`an, syari`ah, bahasa Arab, kedokteran, dan ilmu pasti.
c. Perguruan Tinggi;
1.      Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan pada amasa Harun al Rasyid (170-193 H), kemudian diperbesar oleh khalifah al Ma`mun (198-218 H). Pada Baitul Hikmah bukan saja diajarkan ilmu-ilmu agama Islam, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, kimia, falaq, dan lain-lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah Salam, yang menguraikan teori-teori ilmu pasti dalam al Maj`sthi (almageste) kitab karangan Bathlimus (Ptolemee). Kemudian guru besar al Khawarazmi, ahli ilmu pasti, ahli falaq, dan pencipta ilmu al jabar, guru besar Muhammad bin Musa bin Syakir, seorang ahli ilmu ukur, ilmu bintang dan falaq. Di baitul Hikmah dikumpulkan buku-buku ilmu pengetahuan dalam bermacam-macam bahasa seperti bahasa Arab, Yunani, Suryani, Persia, India, dan Qibtia. Kemudian al Ma`mun mendirikan peneropong bintang yang disebut peneropong al Ma`muni. Setelah wafat al Ma`mun, maka Baitul Hikmah tidak mendapat perhatian penuh dari khalifah-khalifah.7
2.      Darul `Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah al Fathimi di pinggir sungai Nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad. Menurut keterangan al Makrizi, bahwa Darul `Ilmi didirikan di kampung al Kharun Fusy dengan perintah al Hakim Biamrillah al Fathimi. Ilmu yang diajarkan di antaranya; ilmu agama, falaq, kedokteran, dan berhitung.

C. Kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa dinasti ini keilmuan umat islam baik pengetahuan agama maupun umum mengalami kemajuan yang sangat pesat, itu semua terjadi karena para khalifah istana sangat antusias untuk mamajukan keilmuannya. Disamping itu fasilitas pendidikan juga diberi dukungan yang sangat penuh dan para ilmuan baik ulama’ maupun intlektual diberi gaji yang layak sehingga ia sangat berkonsentrasi di dalam mengembangkan keilmuan. Dan berikut ini akan dipaparkan kemajuan-kemajuan keilmuan yang dicapai Abbasyiah dan beserta tokoh-tokohnya yang berprestasi.
a. Filsafat
Filsafat pada masa ini mengalami puncak kejayaan, meskipun ilmu ini berasal dari orang-orang yunani kuna seperti Thales,Pytagoras,Socrates Dll. akan tetapi oleh orang islam pemikirannya tetap di adopsi dengan menerjemahkan bahasa yunani kedalam bahasa arab, dari filsafat yunanilah orang islam berusaha untuk memadukan dengan ajarannya sehingga memunculkan filsafat islam.
b. ilmu kalam
Lahirnya ilmu karena atas dorongan oarang-orang kristen nasrani dan yahudi, yang memecahkan masalah dan segala problemnya dengan menggunakan filsafat sebagai senjata, juga memecahkan persoalan agama dengan pemikiran dan ilmu pengetahuan. Oleh karena tu orang-orang mu’tazilah cukup andil untuk mengembangkan dan menciptakan ilmu kalamnya.
c. ilmu kedokteran
Ilmu kedokteran mengalami puncak kemajuan yang sangat pesat pada masa dinasti Abbasyiah, pada ini masa telah didirikan apotek yang pertama di dunia, sekolah farmasi (obat-obattan), sekolah kedokteran yang lengkap dengan rumah sakitnya, ilmu kedoteran ini mencapai puncaknya ketika pada masa Al-Makmun dan Harun Ar-Rasyid. Pada masa itu Harun Ar-Rasyid telah mendirikan 34 rumah sakit di seluruh dunia islam Sehingga memunculkan para dokter yang sangat terkenal. Seperti yuhannah bin musawaih dengan bukunya yang sangat terkenal Al-Asyr Al-Maqalat Fi Al-Ain ( Pengobatan Penyakit Mata) selanjutnya Ar-Razi pemimpin para dokter di baghdat Ar-razi mempunyai karya 232 buku dianatara bukunya yang sangat terkenak ialah buku yang membahas penyakit cacar dan campak dan cacar , Ibnu Sina dengan bukunya Qonun fil Tibb. Pada abad 17 M karya Ar-razi dan Ibnu Sina menjadi rujukan orang-orang eropa.
d. ilmu kimia
Ilmu kimia juga termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Diantara tokoh yang sangat populer diantaranya ialah Jabir Bin Hayyan yang berpendapat logam seperti timah, besi, dan tembaga, dapat di ubah menjadi emas dan perak dengan menggunakan obat rahasia. Dan ia juga mengetahuai cara ubtuk mengetahui asam belerang, asam sendewa dan aqua regia yang daapt menghancurkan emas dan perak.
e. matematika
Diantara ilmu yang berkembang pada masa Abbasyiah ialah ilmu Hisab atau Matematika, latar belakang ilmu ini dibutuhkan utk mengukur pembangunan pada setiap sudut, supaya tidak terjadi kesalahan didalam menentukannya.Ilmu ini dibawa oleh ilmuwan india pad masa khalifah al-mansur melalui Sind Wa Hind. Pada masa ini telah muncul ilmuwan muslim yaitu al-khawarizmi selaku penemu angka Nol, satu,dua dan seterusnya yang disebut nomer atau angka , ia juga pengembang ilmu geometri dengan angka-angka persamaan kuadrat, Al-Khawarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa Disamping itu ia juga ahli geografi,musik, dan sejarah. ia juga ahli astronomi dibawah pimpinan khalifah al-ma’mun ia berhasil menentukan ukuran bundaran bumi.
f. Sejarah
Sejarah merupakan aspek terpenting untuk mengetahuai masa yang telah silau, para ilmuwa muslim tidak menjadikan Hadist Nabi sebagai penentu hukum akan tetapi pada kelajutannya sabda nabi dijadikan sejarah, sehinggan membuahkan karya yang sangat berjasa sampai saat ini seperti Sirat Nabawiyah Lil ishaqi yang disusun oleh Muhammad Bin ishaq ( 768M ) yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya Ibn Hisyam ( 845 M ), disamping itu seorang ilmuwan sejarah yaitu Al-Waqidi (823 M) Muhammad Bin Ishaq ( 845 M) yang mengarang Thabaqat Al-kubra dengan delapan jilid.
g. ilmu Bumi
Tentunya ilmu bumi tidak lepas dari astronomi. Ahli astronomi yang pertama dalam islam ialah Hisyam Al-Kalbi, kemudian dilanjutkan ilmuwan yang lain seperti Al-Khawarizmi yang telah membuat globe (peta dunia) pertama pada tahun 830 M, ia juga mampu mengukur volume keliling bumi atas perintah Al-Ma’mun.
h. Astronomi
Astromi membantu umat islam untuk menetukan letak ka’bah, disamping itu membantu para khalifah untuk meramal gfaris politik dan amir berdasarkan peredaran bintang , astromom yang pertama dalam islam ialah Muhammad Al-Fazani, ia mengoreksi tabel yang ada pada teks astronomi india ShiddantaI yang merupakan kitab rujukan para astronom, ia juga mengarang syair-syair yang digunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan. Disamping itu Astronom islam yang terkenall adalah al-fazzari yang hidup pada masa Al-Mansur. Ia adalah orang islam yang menyusun astrolabe ( yang dahulu digunakan untuk mengukur tinggi bintang)

D.  Kemajuan  Abbasyiah Dalam Ilmu Pengetahuan Agama
Ilmu agama pada masa ini tidak kalah pentingnya dari pada ilmu pengetahuan umum, sampai-sampai pada saat ini karya-karyanya maih abadi langgeng bahkan menjadi kurikulum wajib dipesantren maupun dilembaga keislaman yang lain. Diantara keilmuan yang diperoleh adalah
a. ilmu hadist
Ilmu ini muncul dalam dunia islam atas latar belakang umat islam untuk melestarikan As-Sunnah, yaitu pada masa umar bin abdul aziz karena umat islam yang hafal hadist banyak yang gugur di medan perang sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi umat islam. Maka dari itu Umar Bin Abdul Aziz abu bakar bin muhammad bin amir hazam sEorang Gubernur madinah akan tetapi penulisan hadist tidak diwujudkan dalam bentuk yang sempurna, pada masa bani Abbasyiah Hadist telah dibukukan dan dikumpulkan secara sempurna, dimana pada masa itu mucncullah ilmuwwan hadist yang populer dan prestasinya sangat luar biasa yaitu Imam Bukhari, imam Muslim, Abu daud, Nasa’i, Ibnu Majah, Tirmidzi yang menghasilkan karya Kutubus Sittah
b. Ilmu Tafsir
Pada abad ke 3 H orang islam mulai memperhatikan untuk memahami al-qur’an dengan cara yang betul apalagi kalangan non arab yang tidak paham terhadap isi dan kandungan al-qur’an, maka dari itu dibentuklah ilmu tafsir. Pada masa itu terdapat dua metode untuk mempelajari tafsir yaitu pertama metode al-ma’sur sebuah metode yang dipakai untuk menafsiri al-qur’an dengan berpedoman terhadap al-hadist dan perkataan para sahabat. Kedua metode Dirayah metode penafsiran al-qur’an yang lebih menonjolkan akal pemikiran dalam hal ini kalangan mu’tazilah yang cukup andil. Pada saat itu telah muncul para mufassirin yang sangat tersohor seperti; imam thabary, al-suda, imam muqotil sulaiman. Imam Thabary sendiri menghsilkan karya yang berjudul Jami’ul Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an.
c. Ilmu Fiqh
Ilmu fiqh pada saat itu juga mengalami kemajuan yang sangat gemilang dan tokohnyapun sangat dikenang sampai pada saat ini yaitu Imam Abu Hanifah, Iaman Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hambal. Tapi pada dasarnya pada masa ini terbagi dalam dua kelompok pemikiran yaitu kelompok ahli ro’yu ( Imam Hambali dan Imam Malik) yang menyandarkan istimbathnya ( Penggalian Hukum) dengan berpedoman akal dan pemikiran dan Ahli Hadist (Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hambal). yang menyandarkan istimbathnya ( Penggalian Hukum) dengan berpedoman kepada Hadist. Imam hanafi menyusun kitab Fiqh Akbar, Imam Malik(97-179 H) mempuyai karya Al-Muwata’ , Imam Syafi’i ( 150-204 M) menyusun kitab Al-Um dan Ahmad bin Hambal menyusun kitab Al-Musnad (780-855 M)
d. Ilmu Tasawuf
Keilmuan islam yang serba filosofis menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi keilmua islam, sehingga ilmu tasawwuf dapat berkembang dengan pesat pada masa dinasti Abbasyiah. Sesungguhnya ajaran ini sudah ada pada masa Nabi Muhammad tapi pada masa abbasyiah tasawwuf berkembang dengan pesat.berkut ini ada beberapa tokoh dalam tasawwuf beserta pemikirannya.

E. Meneladani Ketekunan dan Kegigihan Para Ulama Bani Abbasiyah
Hal-hal tidak ternilai harganya yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam pada masa Abbasiyah , antara lain :
1)      Harus menjadi contoh bagi umat Islam guna dijadikan cermin untuk meraih kemajuan Islam pada masa yang akan dating.
2)      Memberi motivasi kepada kaum Muslimin bahwa pada masa lampau umat Islam pernah merebut keunggulan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, yang sekarang harus direbut kembali
3)      Menyadarkan umat Islam dari ketertinggalan dan mencari penyebab kehilangan mutiara yang hilang itu (Kemajuan Ilmu pengetahuan)
4)      Menggugah kepada generasi muda Islam untuk terus belajar tanpa mengenal lelah agar bangsa Indonesia bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju, bahkan bisa mengunggulinya.

http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/05/kemajuan-dan-kemunduran-abbasiyah.html

1 komentar: