BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karangan
adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca
dan dimengerti maksud dan isinya oleh pembaca. Karangan bukan sekedar
pengetahuan dan wawasan yang bersifat teoritis, melainkan berkenaan dengan
aktivitas aplikatif kontinuitas.
Mengarang
hanya bisa diperoleh dengan belajara, berlatih, bekerja keras, pantang menyerah
dan membiasakan diri serta berguru kepada para penulis yang ahli dan
profesional yang telah lama berkecimpung dalam dunia karang-mengarang. Sebab
belajar tanpa guru akan tersesat dan salah dalam berjalan, karena guru adalah
seseorang yang memberikan ilmu, seseorang yang memberikan arahan-arahan yang
benar dalam melangkah dan sekaligus orang yang memberikan materi-materi
pelajaran yang akan dipelajari.
Karang-mengarang
adalah ilmu yang berkenaan dengan aktivitas dan kegiatan tulis menulis.
Sehingga apabila kita ingin menguasai ilmu mengarang, bergurulah pada orang
yang ahli dalam dunia karang-mengarang.
Sesuai
dengan bentuk, tujuan, isi, ciri khas, fungsi dan sifatnya, karangan dapat
digolongkan menjadi 5, yaitu :
1. Karangan menurut bentuk
2. Karangan menurut ragam
3. Karangan menurut jenis
4. Karangan menurut rumpun
5. Karangan menurut macam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian karangan?
2. Ada berapakah macam-macam
penggolongan karangan menurut jenisnya?
3. Langkah apa sajakah yang
harus diperhatikan dalam pembuatan puisi dan prosa?
4. Hal apa sajakah yang
membedakan antara puisi dan prosa?
5. Berikanlah contoh dari puisi
dan prosa tersebut!
Untuk
mencegah terjadinya kerancauan dalam pemahaman tentang penggolongan karangan
menurut jenisnya, penulis menggunakan beberapa referensi untuk mendukung
penulisan makalah ini.
C. Metode Penulisan
Dalam
memecahkan masalah yang terjadi dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa referensi untuk
memperlancar penulisan makalah ini. Dengan menggunakan beberapa referensi,
penulis mempunyai pedoman dalam penulisan makalah ini. jadi, apabila ada
masalah atau pertanyaan tentang isi makalah, penulis bisa berpacu pada buku
referensi yang digunakan dalam penulisan
makalah ini.
D. Sistem Penulisan
Makalah ini
ditulis dalam tiga bagian, meliputi :
BAB I, bagian
pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, perumusan masalah,
metode pemecahan masalah dan sistematika penulisan makalah.
BAB II, Pembahasan
BAB III, Penutup
BAB II
PEMBAHASAN
(Penggolongan Karangan Menurut Jenisnya)
A. Karangan
Karangan
adalah hasil dari perwujudan gagasan atau apresiasi seseorang dalam bahasa
tulisan yang dapat dibaca, dipahami dan dimengerti oleh seorang pembaca.
Karangan bukanlah sekedar pengetahuan dan wawasan yang bersifat teoritis
melainkan yang berkenaan dengan segala aktivitas aplikatif kontinuvitas.[1]
Dalam
pembuatan karangan, pengarang harus memperhatikan etika-etika pembuatan
karangan diantaranya yaitu bahasa karangan. Dalam menyusun karangan hendaklah
kita mengerti dan memahami bahasa yang baik dalam karangan, pilihan kata yang
baik dan sebagainya. Susunan kalimat jangan terlalu panjang agar tidak terjadi
hal-hal yang membosankan bagi si pembaca. Biasakan dalam pembuatan karangan
menggunakan kalimat yang efektif, singkat dan padat, tetapi maksudnya harus
jelas. Kata-kata yang dipakai dalam pembuatan karangan adalah kata-kata yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh si pembaca.[2]
Bahasa
dikatakan sebagai alat berpikir dan bernalar. Dengan berbahasa kita bisa
mengungkapkan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan sehingga berbahasa bisa
mengaktualisasikan perwujudan konsep-konsep hasil pemikiran. Oleh karena itu,
manusia yang sedang berpikir senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
bagaimana dan bagaimana fenomena yang dihadapinya itu bisa seperti pada saat
manusia melihat, mendengar dan merasakan. Pertanyaan itu muncul akibat dari
keingintahuan manusia yang tidak mungkin dapat dilontarkan tanpa menggunakan
bahasa.[3]
Sebelum
menulis karangan kita harus membuat terlebih dahulu kerangka karangan sebab
kerangka karangan adalah sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar
atau susunan pokok pembicaraan mengenai sebuah karangan yang akan ditulis.
Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih
pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik
pun dapat dihindari.
B. Macam-macam Penggolongan
Karangan Menurut Jenisnya[4]
Menurut
jenisnya, karangan dapat digolongkan menjadi 4 macam : (1) karangan ilmiah, (2)
karangan informatif, (3) prosa dan (4) puisi. Karangan ilmiah dan karangan
informatif termasuk ragam karangan faktual, sedangkan prosa dan puisi termasuk
ragam karangan khayali.
1. Karangan ilmiah adalah
karangan yang ditujukan kepada kalangan ahli dan profesional yang penyajiannya
sesuai dengan tingkat keilmuan mereka dengan metode, pengolahan dan penyajian
yang ilmiah dengan gaya tulisan yang mengikuti asas-asas jelas terang, ringkas
padat dan tepat cermat. Mungkin maksud dalam penyusunan karangan ilmiah ini
harus jelas, padat dan cermat dalam menyampaikan dan menuangkan apresiasinya
sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui isi dari karangan ilmiah
tersebut.
2. Karangan informatif adalah
karangan yang berisi informasi yang diberikan hanya sekedar sebagai
pemberitahuan atau keterangan saja yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Karangan jenis ini tidak disertai perangkat-perangkat yang diperlukan oleh
karangan ilmiah, seperti daftar pustaka, catatan kaki, kutipan, serta
persyaratan lainnya yang bersifat ilmiah.
Karangan
ilmiah dan karangan informatif adalah termasuk dari ragam karangan faktual
(Factual writing).
Karangan
faktual adalah ragam karangan yang bertujuan memberikan informasi sesuai dengan
fakta atau realitas yang ada.
3. Puisi adalah jenis karangan
yang mengutamakan pemilihan kata dengan secermat-cermatnya dan
sehemat-hematnya, pengungkapannya beralun dan merdu (puitis). Puisi juga dapat
diartikan sebagai ekspresi yang konkret dan artistik dari pikiran manusia dalam
bahasa emosional dan berirama (Watts-Dunton).[5]
4. Prosa adalah karangan yang
tidak begitu mempedulikan banyaknya kata, panjang pendeknya kalimat, irama dan
persamaan, dan biasanya diungkapkan secara bebas. Adapun ukuran penggolongannya
adalah :
a.
Menyajikan pengetahuan ilmiah atau keterangan biasa dan
b.
Bercorak bebas atau terikat pada bunyi irama
C. Langkah-Langkah Yang
Harus Diperhatikan Dalam Menyusun Puisi Dan Prosa
1. Langkah-langkah dalam
menyusun puisi[6]
Ada 3 hal
yang harus diperhatikan dalam membuat puisi, yaitu :
a.
Pemilihan katanya (diksinya tepat)
Ø
Ku lihat tubuh mengeluarkan darah (menggunakan diksi / bahasa yang biasa).
Ø
Ku lihat tubuh mengucur darah (menggunakan pemilihan kata secara
khusus).
b.
Penggunaan kata-kata konkret
Ø
Ku lihat tubuh mengeluarkan darah
kata “mengucur” adalah kata konkret karena lebih dapat menggambarkan
arti dan dapat menstimulasi fungsi-fungsi indra kita.
Mendengar kata “mengucur”
orang akan membayangkan air yang keluar dari kran.
c.
Penggunaan majas (gaya bahasa)
Ø
Gadis itu sangat cantik
bahasa biasa
Ø
Gadis itu bak bunga mawar
menggunakan majas
2. Langkah-langkah dalam
menyusun prosa [7]
Ada 5 hal
yang harus diperhatikan dalam membuat prosa, yaitu :
a.
Pengarang terlebih dahulu harus menentukan tema karangan yang akan dibuat.
b.
Pengarang harus menetapkan tujuan karangan tersebut supaya tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
c.
Pengarang harus merencanakan kerangka karangan supaya kerangka karangan
yang akan kita buat bisa mudah didesain.
d.
Pengarang harus mengumpulkan data apabila ingin membuat karangan karena
dengan adanya data yang sudah terkumpul, pengarang akan mudah membuat sebuah
karangan tersebut.
e.
Pengarang kemudia mengembangkan kerangka karangannya sesuai dengan apa yang
ingin dikehendaki dalam mengarang.
D. Hal-Hal Yang Membedakan
Antara Puisi Dengan Prosa[8]
Ada beberapa cara
membedakan antara puisi dengan prosa, ini dapat kita lihat perbedaannya di
bawah ini :
Puisi
|
Prosa
|
·
Puisi biasanya berupa kata dan tersusun dalam atas larik-larik 1
baris-baris
·
Puisi biasanya larik dikelompokkan menjadi sebuah bait atau kuplet
·
Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang telah lama ada
·
Puisi biasanya tidak terdapat penggambaran tokohnya
·
Puisi ini lebih mengutamakan isi
|
·
Prosa biasanya berupa kalimat
·
Prosa biasanya kalimat dikelompokkan menjadi paragraf atau alenia
·
Prosa merupakan bentuk kesusastraan yang telah lama ada
·
Prosa biasanya menggambarkan tokoh yang dikemukakan dengan
kalimat-kalimat penjelas
·
Prosa biasanya lebih mengutamakan cara pengutaraan yang runtut
|
E. Contoh Puisi dan Prosa[9]
Berikut ini
contoh puisi dan prosa.
1. Contoh puisi bisa dilihat
di bawah ini :
Pagi
Fajar baru dengan cahaya pagi
Ku sadap sendiri di muka bumi
Sementara angin lembut
mengantar
Aroma bunga mekar segar dalam
jamah
Dan embun-embun di rerumputan
Seperti mutiara bertebaran
Di sepanjang jalur hayatku
Yang ku ambil satu demi satu
Sampai batas tertentu
Segalanya bakal ku serahkan
kembali padamu
2. Contoh prosa bisa dilihat
di bawah ini :
Kemarau Panjang
Hari ini udara sangat panas
sekali dan debu berterbangan
Di sepanjang jalan,
lebih-lebih mobil baru saja lewat
Musim kemarau yang panjang
tahun ini merupakan bencana
Bagi daerah kami, sungai yang
mengalir di desa kami kering
Kerbau dan binatang lain
berjalan menuju daerah
yang terdapat air, daun-daun
jatuh dan rontok
Menggugurkan diri dari
pohonnya
BAB III
PENUTUP
Sebagai salah satu hasil dari perwujudan gagasan atau apresiasi diartikan
sebagai bahasa kita dalam berpikir dan bernalar. Maka dengan karangan, kita
bisa mengaktualisasikan perwujudan dari konsep-konsep pemikiran kita. Oleh
karena itu, manusia yang sedang berpikir senantiasa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan mengapa fenomena yang dihadapinya itu bisa
seperti pada saat manusia melihat, mendengar dan merasakan. Dan dari karangan
itu dapat digolongkan menurut jenisnya itu ada 4 macam, yaitu :
(1) karangan ilmiah, (2)
karangan informatif, (3) prosa dan (4) puisi.
Dari keempat karangan itu termasuk karangan faktual dan karangan khayali.
DAFTAR PUSTAKA
·
slamet, Antonius. 2007. Buku Pelengkap Bahasa Indonesia 2A, untuk kelas II
Semester 3. Semarang : CV. Surya Angkasa.
·
Muryani. 2006. Bahasa Indonesia, SMA Kelas X Semseter 1. Depok : CV. Bina
Pustaka.
·
Syaifullah. 2006. Belajar Efektif Bahasa Indonesia, SMA Semester 2.
Surakarta : CV. Media Karya Putra.
·
Umum Budika Ryanto. Bahasa Indonesia Untuk Pergutuan Tinggi. Pekalongan :
STAIN Press. 2009.
[1]
Umum Budika Ryanto. Bahasa
Indonesia Untuk Pergutuan Tinggi. Pekalongan : STAIN Press. 2009. Hal. 62
[2]
Antonius Slamet. Buku Pelengkap
Bahasa Indonesia 2A, untuk kelas II Semester 3. Semarang : CV. Surya
Angkasa. 2007. Hal. 28
[3]
Ibid. Hal. 74
[4]
Ibid. Hal. 68
[5]
Muryani. Bahasa Indonesia, SMA Kelas
X Semseter 1. Depok : CV. Bina Pustaka.2006. hal. 52
[6]
Ibid. Hal. 53
[7]
Ibid. Hal. 79
[8]
Ibid. Hal. 19
[9]
Syaifullah. Belajar Efektif Bahasa
Indonesia, SMA Semester 2. Surakarta : CV. Media Karya Putra. 2006. Hal. 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar