}
Free Atom Cursors at www.totallyfreecursors.com
Setelah itu copy kod JieZunaE: PENGGOLONGAN KARANGAN MENURUT JENISNYA

Sabtu, 12 Mei 2012

PENGGOLONGAN KARANGAN MENURUT JENISNYA


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti maksud dan isinya oleh pembaca. Karangan bukan sekedar pengetahuan dan wawasan yang bersifat teoritis, melainkan berkenaan dengan aktivitas aplikatif kontinuitas.
Mengarang hanya bisa diperoleh dengan belajara, berlatih, bekerja keras, pantang menyerah dan membiasakan diri serta berguru kepada para penulis yang ahli dan profesional yang telah lama berkecimpung dalam dunia karang-mengarang. Sebab belajar tanpa guru akan tersesat dan salah dalam berjalan, karena guru adalah seseorang yang memberikan ilmu, seseorang yang memberikan arahan-arahan yang benar dalam melangkah dan sekaligus orang yang memberikan materi-materi pelajaran yang akan dipelajari.
Karang-mengarang adalah ilmu yang berkenaan dengan aktivitas dan kegiatan tulis menulis. Sehingga apabila kita ingin menguasai ilmu mengarang, bergurulah pada orang yang ahli dalam dunia karang-mengarang.
Sesuai dengan bentuk, tujuan, isi, ciri khas, fungsi dan sifatnya, karangan dapat digolongkan menjadi 5, yaitu :
1.    Karangan menurut bentuk
2.    Karangan menurut ragam
3.    Karangan menurut jenis
4.    Karangan menurut rumpun
5.    Karangan menurut macam

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.    Apa pengertian karangan?
2.    Ada berapakah macam-macam penggolongan karangan menurut jenisnya?
3.    Langkah apa sajakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan puisi dan prosa?
4.    Hal apa sajakah yang membedakan antara puisi dan prosa?
5.    Berikanlah contoh dari puisi dan prosa tersebut!
Untuk mencegah terjadinya kerancauan dalam pemahaman tentang penggolongan karangan menurut jenisnya, penulis menggunakan beberapa referensi untuk mendukung penulisan makalah ini.

C.       Metode Penulisan
Dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam penulisan makalah ini,  penulis menggunakan beberapa referensi untuk memperlancar penulisan makalah ini. Dengan menggunakan beberapa referensi, penulis mempunyai pedoman dalam penulisan makalah ini. jadi, apabila ada masalah atau pertanyaan tentang isi makalah, penulis bisa berpacu pada buku referensi yang digunakan dalam penulisan  makalah ini.

D.      Sistem Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi :
BAB I,      bagian pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah dan sistematika penulisan makalah.
BAB II,     Pembahasan
BAB III,    Penutup






BAB II
PEMBAHASAN
(Penggolongan Karangan Menurut Jenisnya)

A.       Karangan
Karangan adalah hasil dari perwujudan gagasan atau apresiasi seseorang dalam bahasa tulisan yang dapat dibaca, dipahami dan dimengerti oleh seorang pembaca. Karangan bukanlah sekedar pengetahuan dan wawasan yang bersifat teoritis melainkan yang berkenaan dengan segala aktivitas aplikatif kontinuvitas.[1]
Dalam pembuatan karangan, pengarang harus memperhatikan etika-etika pembuatan karangan diantaranya yaitu bahasa karangan. Dalam menyusun karangan hendaklah kita mengerti dan memahami bahasa yang baik dalam karangan, pilihan kata yang baik dan sebagainya. Susunan kalimat jangan terlalu panjang agar tidak terjadi hal-hal yang membosankan bagi si pembaca. Biasakan dalam pembuatan karangan menggunakan kalimat yang efektif, singkat dan padat, tetapi maksudnya harus jelas. Kata-kata yang dipakai dalam pembuatan karangan adalah kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh si pembaca.[2]
Bahasa dikatakan sebagai alat berpikir dan bernalar. Dengan berbahasa kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan sehingga berbahasa bisa mengaktualisasikan perwujudan konsep-konsep hasil pemikiran. Oleh karena itu, manusia yang sedang berpikir senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan bagaimana fenomena yang dihadapinya itu bisa seperti pada saat manusia melihat, mendengar dan merasakan. Pertanyaan itu muncul akibat dari keingintahuan manusia yang tidak mungkin dapat dilontarkan tanpa menggunakan bahasa.[3]
Sebelum menulis karangan kita harus membuat terlebih dahulu kerangka karangan sebab kerangka karangan adalah sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan mengenai sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindari.

B.       Macam-macam Penggolongan Karangan Menurut Jenisnya[4]
Menurut jenisnya, karangan dapat digolongkan menjadi 4 macam : (1) karangan ilmiah, (2) karangan informatif, (3) prosa dan (4) puisi. Karangan ilmiah dan karangan informatif termasuk ragam karangan faktual, sedangkan prosa dan puisi termasuk ragam karangan khayali.
1.    Karangan ilmiah adalah karangan yang ditujukan kepada kalangan ahli dan profesional yang penyajiannya sesuai dengan tingkat keilmuan mereka dengan metode, pengolahan dan penyajian yang ilmiah dengan gaya tulisan yang mengikuti asas-asas jelas terang, ringkas padat dan tepat cermat. Mungkin maksud dalam penyusunan karangan ilmiah ini harus jelas, padat dan cermat dalam menyampaikan dan menuangkan apresiasinya sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui isi dari karangan ilmiah tersebut.

2.    Karangan informatif adalah karangan yang berisi informasi yang diberikan hanya sekedar sebagai pemberitahuan atau keterangan saja yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Karangan jenis ini tidak disertai perangkat-perangkat yang diperlukan oleh karangan ilmiah, seperti daftar pustaka, catatan kaki, kutipan, serta persyaratan lainnya yang bersifat ilmiah.
Karangan ilmiah dan karangan informatif adalah termasuk dari ragam karangan faktual (Factual writing).
Karangan faktual adalah ragam karangan yang bertujuan memberikan informasi sesuai dengan fakta atau realitas yang ada.

3.    Puisi adalah jenis karangan yang mengutamakan pemilihan kata dengan secermat-cermatnya dan sehemat-hematnya, pengungkapannya beralun dan merdu (puitis). Puisi juga dapat diartikan sebagai ekspresi yang konkret dan artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama (Watts-Dunton).[5]

4.    Prosa adalah karangan yang tidak begitu mempedulikan banyaknya kata, panjang pendeknya kalimat, irama dan persamaan, dan biasanya diungkapkan secara bebas. Adapun ukuran penggolongannya adalah :
a.         Menyajikan pengetahuan ilmiah atau keterangan biasa dan
b.        Bercorak bebas atau terikat pada bunyi irama

C.       Langkah-Langkah Yang Harus Diperhatikan Dalam Menyusun Puisi Dan Prosa
1.    Langkah-langkah dalam menyusun puisi[6]
Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam membuat puisi, yaitu :
a.        Pemilihan katanya (diksinya tepat)
Ø        Ku lihat tubuh mengeluarkan darah (menggunakan diksi / bahasa yang biasa).
Ø        Ku lihat tubuh mengucur darah (menggunakan pemilihan kata secara khusus).  
        



b.        Penggunaan kata-kata konkret
Ø        Ku lihat tubuh mengeluarkan darah         kata “mengucur” adalah kata konkret karena lebih dapat menggambarkan arti dan dapat menstimulasi fungsi-fungsi indra kita.
Mendengar kata “mengucur” orang akan membayangkan air yang keluar dari kran.

c.         Penggunaan majas (gaya bahasa)
Ø        Gadis itu sangat cantik             bahasa biasa
Ø        Gadis itu bak bunga mawar             menggunakan majas  

2.    Langkah-langkah dalam menyusun prosa [7]
Ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam membuat prosa, yaitu :
a.         Pengarang terlebih dahulu harus menentukan tema karangan yang akan dibuat.
b.        Pengarang harus menetapkan tujuan karangan tersebut supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
c.         Pengarang harus merencanakan kerangka karangan supaya kerangka karangan yang akan kita buat bisa mudah didesain.
d.        Pengarang harus mengumpulkan data apabila ingin membuat karangan karena dengan adanya data yang sudah terkumpul, pengarang akan mudah membuat sebuah karangan tersebut.
e.         Pengarang kemudia mengembangkan kerangka karangannya sesuai dengan apa yang ingin dikehendaki dalam mengarang.






D.      Hal-Hal Yang Membedakan Antara Puisi Dengan Prosa[8]
Ada beberapa cara membedakan antara puisi dengan prosa, ini dapat kita lihat perbedaannya di bawah ini :
Puisi
Prosa
·          Puisi biasanya berupa kata dan tersusun dalam atas larik-larik 1 baris-baris
·          Puisi biasanya larik dikelompokkan menjadi sebuah bait atau kuplet
·          Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang telah lama ada
·          Puisi biasanya tidak terdapat penggambaran tokohnya
·          Puisi ini lebih mengutamakan isi
·          Prosa biasanya berupa kalimat
·          Prosa biasanya kalimat dikelompokkan menjadi paragraf atau alenia
·          Prosa merupakan bentuk kesusastraan yang telah lama ada
·          Prosa biasanya menggambarkan tokoh yang dikemukakan dengan kalimat-kalimat penjelas
·          Prosa biasanya lebih mengutamakan cara pengutaraan yang runtut











E.       Contoh Puisi dan Prosa[9]
Berikut ini contoh puisi dan prosa.
1.    Contoh puisi bisa dilihat di bawah ini :

Pagi

Fajar baru dengan cahaya pagi
Ku sadap sendiri di muka bumi
Sementara angin lembut mengantar
Aroma bunga mekar segar dalam jamah
Dan embun-embun di rerumputan
Seperti mutiara bertebaran
Di sepanjang jalur hayatku
Yang ku ambil satu demi satu
Sampai batas tertentu
Segalanya bakal ku serahkan kembali padamu

2.    Contoh prosa bisa dilihat di bawah ini :

Kemarau Panjang

Hari ini udara sangat panas sekali dan debu berterbangan
Di sepanjang jalan, lebih-lebih mobil baru saja lewat
Musim kemarau yang panjang tahun ini merupakan bencana
Bagi daerah kami, sungai yang mengalir di desa kami kering
Kerbau dan binatang lain berjalan menuju daerah
yang terdapat air, daun-daun jatuh dan rontok
Menggugurkan diri dari pohonnya

BAB III
PENUTUP

Sebagai salah satu hasil dari perwujudan gagasan atau apresiasi diartikan sebagai bahasa kita dalam berpikir dan bernalar. Maka dengan karangan, kita bisa mengaktualisasikan perwujudan dari konsep-konsep pemikiran kita. Oleh karena itu, manusia yang sedang berpikir senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan mengapa fenomena yang dihadapinya itu bisa seperti pada saat manusia melihat, mendengar dan merasakan. Dan dari karangan itu dapat digolongkan menurut jenisnya itu ada 4 macam, yaitu :
(1)   karangan ilmiah, (2) karangan informatif, (3) prosa dan (4) puisi.
Dari keempat karangan itu termasuk karangan faktual dan karangan khayali.


















DAFTAR PUSTAKA

·          slamet, Antonius. 2007. Buku Pelengkap Bahasa Indonesia 2A, untuk kelas II Semester 3. Semarang : CV. Surya Angkasa.
·          Muryani. 2006. Bahasa Indonesia, SMA Kelas X Semseter 1. Depok : CV. Bina Pustaka.
·          Syaifullah. 2006. Belajar Efektif Bahasa Indonesia, SMA Semester 2. Surakarta : CV. Media Karya Putra.
·          Umum Budika Ryanto. Bahasa Indonesia Untuk Pergutuan Tinggi. Pekalongan : STAIN Press. 2009.


[1] Umum Budika Ryanto. Bahasa Indonesia Untuk Pergutuan Tinggi. Pekalongan : STAIN Press. 2009. Hal. 62
[2] Antonius Slamet. Buku Pelengkap Bahasa Indonesia 2A, untuk kelas II Semester 3. Semarang : CV. Surya Angkasa. 2007. Hal. 28
[3] Ibid. Hal. 74
[4] Ibid. Hal. 68
[5] Muryani. Bahasa Indonesia, SMA Kelas X Semseter 1. Depok : CV. Bina Pustaka.2006. hal. 52
[6] Ibid. Hal. 53
[7] Ibid. Hal. 79
[8] Ibid. Hal. 19
[9] Syaifullah. Belajar Efektif Bahasa Indonesia, SMA Semester 2. Surakarta : CV. Media Karya Putra. 2006. Hal. 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar