Muhammad SAW disamping sebagai
Rasulullah juga sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin masyarakat. Setelah
beliau wafat, fungsi sebagai Rasulullah tidak dapat digantikan oleh siapapun
manusia di dunia ini. karena pemilihan fungsi tersebut ialah mutlak dari Allah
SWT. Fungsi beliau sebagai kepala pemerintahan dan masyarakat harus ada yang
menggantikannya. Selanjutnya pemerintahan Islam dipimpin oleh 4 orang sahabat
terdekatnya. Kepemimpinan dari para sahabat Rasul ini disebut periode
Khulafaurrasyidin (para pengganti yang mendapatkan bimbingan ke jalan yang
lurus).
Empat khalifah tersebut ialah :
1. Abu Bakar Ash Shiddiq 11-13 H / 622-624
M
2. Umar bin Al-Khattab 13-23 H /
634-644 M
3. Usman bin Affan 23-35 H
/ 644-656 M
4. Ali bin Abi Thalib 35-40 H
/ 656-661 M[1]
Þ Proses dan Model Pemilihan
Serta St rategi Pemilihan Yang Dilakukan Oleh Para Khulafaurrasyidin.
A. Abu Bakar
- Proses dan Model Pemilihan Abu Bakar Sebagai Khalifah
Abu Bakar
memangku jabatan sebagai khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat
demokratis di Muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah memenuhi tata cara perundingan
yang dikenal di dunia modern saat ini. kaum Anshor menetapkan pada persyaratan
jasa (merit), mereka mengajukan calon Sa’ad bin Ubadah. Kaum Muhajirin menekan
pada persyaratan kesetiaan mereka mengajukan calon Abu Ubaidah ibn Jarrah.
Sementara itu, dari Allah Bait menginginkan agar Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah
atas dasar kedudukannya dalam Islam, juga sebagai menantu dan karib Nabi.
Hampir saja perpecahan terjadi bahkan adu fisik. Melalui perdebatan dengan
berada argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jama’ah kaum muslimin
untuk menduduki jabatan khalifah.
- Strategi Kepemimpinan Abu Bakar
Pada awal
pemerintahannya, Abu Bakar menegakkan prinsip-prinsip agama, yakni
pemberantasan Nabi palsu, memerangi orang yang tidak mau membayar zakat, dan
memerangi orang yang murtad, termasuk menangani suku-suku bangsa Arab yang
tidak mau tunduk lagi kepada kepemimpinan Islam di Madinah. Abu Bakar juga
memperluas dakwah Islamiyah ke wilayah lain.
Adapun
jasa-jasa Abu Bakar antara lain :
1. Menghimpun Al Qur’an.
2. Memperluas wilayah
penyebaran agama Islam
Adapun
peninggalan non fisik berupa :
1. Semangat dan tekad untuk
memelihara apa yang telah dicapai di masa Rasulullah.
2. Sikap berpegang teguh pada
kebenaran yang bersumber dari Al Qur’an.
3. Jiwa berkorban dan maksimal,
baik hartanya, tenaganya, pikirannya dan jiwanya dalam membela Islam, jiwa nabi
dan umat-umatnya.[2]
B. Umar bin Khattab
- Proses dan Model Pemilihan Umar bin Khattab Sebagai Khalifah
Umar bin
Khattab diangkat dan dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetujui oleh
jama’ah kaum muslimin. Pada saat menderita sakit menjelang ajal tiba, Abu Bakar
melihat situasi negara masih labil dan pasukan yang sedang bertempur di medan
perang tidak boleh terpecah akibat perbedaan keinginan tentang siapa yang akan
menjadi calon penggantinya, ia memilih Umar. Pilihannya ini sudah dimintakan
pendapat dan persetujuan para pemuka masyarakat pada saat mereka menengok
dirinya sewaktu sakit.[3]
- Strategi Kepemimpinan Umar bin Khattab
Banyak
pembaharuan yang dilakukan antara lain :
a. Memperbaharui dan melengkapi
pemerintahan sehingga terdapatlah dewan-dewan atau jabatan-jabatan yang
mengurusi berbagai keperluan masyarakat.
b. Disetiap wilayah kekuasaan
didirikan Baitul Mal.
c. Membuat mata uang baru dari
logam.
d. Mengangkat hakim.
e. Mengatur perjalanan pos.
Dari segi
fisik, beliau menggalkan perluasan wilayah dakwah, misalnya:
a. Diwilayah kekuasaan Persi
menguasai seluruh wilayah Irak dan Iran yang sebelumnya dikuasai oleh Persi
b. Diwilayah kekuasaan Romawi,
menguasai seluruh Yordan, Syiria, sebagian Eropa, Baitul maqdis, Mesir.
C. Usman bin Affan
1. Proses dan Model
Pemilihan Usman bin Affan Sebagai Khalifah
Ketika Umar
bin Khattab merasa semakin lemah, akibat luka yang dideritanya karena tusukan
Abu Lu’Luah sang Nasrani Parsi, ia menetapkan salah seorang menjadi kholifah
ke-3. Ditambahkannya putranya, Abdullah bin Umar hanya sebagai pendengar dan
pemilih manakala menemui kebuntuan, dan tidak boleh dipilih sebagai calon. Enam
orang yang dimaksud adalah :
a. Usman bin Affan
b. Thalhal bin Ubaidillah
c. Zubair bin Awwam
d. Sa’ad bin Abi Waqash
e. Abdurrahman bin Auf
Setelah
Umar bin Khattab wafat, mereka bermusyawarah. Dalam musyawarah itu, Abdurrahman
bin Auf mengundurkan diri dari calon dan minta agar diberi wewenang penuh untuk
menetapkan calon khalifah berdasarkan keinginan yang berkembang di kalangan
kaum muslimin. Usul itu disetujui oleh seluruh anggota tim. Maka pada tahun 23
H (644M) Utsman bin Affan secara resmi terpilih menjadi khalifah ketiga setelah
Umar, Usman menjadi khalifah selama 12 tahun, dan termasuk khalifah terlama
berkuasa di Khulafaurrasyidin.
2. Strategi kepemimpinan
Usman bin Affan
Jasa-jasa
dan peninggalan khalifah Usman bin Affan yang menjadi strategi kepemimpinannya
antara lain:
a. Mampu menginsyafkan
Azerbaijan dan Armenia yang bermaksud melepaskan diri dari ikatan perjanjina
dengan kekuatan islam zaman Umar bin Khattab. Pasukan muslim dibawah komando
Al- Walid bin Aqabah mendatangi mereka (penguasa sanggup kembali kepada
kekuasaan islam)
b. Memperluas wilayah dakwah
islamiyah
c. Membangun angkatan laut yang
tangguh
d. Menggadakan Al-Qur’an yang dikenal
dengan nama Mushaf Usman.
D. Ali bin Abi Thalib
1. Proses dan Model
Pemilihan Ali bin Abi Thalib Sebagai Khalifah
Ali bin Abi
Thalib termasuk Assbiqu Nal Awwalun, bahkan ia remaja pertama yang masuk islam.
Ia anak paman Rasulullah sekaligus menantu Rasulullah dikawinkan dengan
Fatimah. Dan dari dialah mempunyai keturunan Hasan dan Husen.[4]
Ali bin Abi
Thalib dipilih dan diangkat oleh jama’ah kaum Muslimin di Madinah dalam suasana
yang sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan
diangkat, maka keadaan akan semakin bertambah kacau. Meskipun ada golongan yang
diangkat mejadi khalifah karena Ali masih ada. Dia adalah bintangnya Bani
Hasyim.[5]
2. strategi Kepemimpinan Ali
bin Thalib
Jasa-jasa
Ali dalam segi non fisik, antara lain :
a. Mengembalikan fungsi Baitul
Mal untuk kepentingan golongan lemah
b. Berusaha menempatkan
penguasa sesuai kemampuan dan kepribadiannya
c. Mengembangkan ilmu Bahasa
Arab
Adapun
keteladana Ali bin Abi Thalib, antara lain :
a. Keberaniannya mengambil
resiko dalam perjuangan
b. Sifat yang luhur, seperti
jujur, sederhana, adil dan tegas
c. Ilmu nahwu yang menjadi
cabang dari bahasa Arab bersumber dari ilmu yang dikembangkan oleh Ali
d. Kalender tahun Hijriyah yang
diberlakukan pada masa khalifah Umar sesungguhnya karya dari Ali bin Abi
Thalib.[6]
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Siti. 2003. Sejarah Peradaban Islam.
Yogyakarta : IAIN Suka.
Ma’ruf, Misbach. 1994. Sejarah Kebudayaan Islam
untuk Madrasah Aliyah. Semarang : CV. Wicaksana.
Pertanyaan :
- kenapa Abdurrahman bin Auf mengundurkan diri dari calon kholifah ?
Jawab: karena beliau meminta
agar diberi wewenang penuh untuk calon kholifah berdasarkan keinginan yang
berkembang di kalangan kaum muslim.
- mengapa Usman bin Affan mengangkat sepupunya pada kedudukan-kedudukan penting ?
jawab : karen Usman bin Affan
dituduh melakukan nepotisme (sistem famili) tetapi beliau mengelak dengan
tuduhan itu, karena beliau pikir, para sepupunya itu sudah menduduki kedudukan
penting itu sebelum beliau menjadi kholifah, jadi beliau hanya memberikan
perpanjangan masa jabatan sepupunya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar