Menurut Dr. Phil –pakar hubungan yang
sering tampil di acara talkshow Oprah– banyak hal yang perlu
dipetimbangkan matang-matang sebelum akhirnya menikah. Oleh karena itu,
Dr Phil menyarankan agar Anda memikirkan beberapa pertanyaan di bawah
ini terlebih dulu.
- Apakah yang menjadi fokus Anda
sebenarnya? Apakah Anda terobsesi dengan fantasi tentang pesta
pernikahan atau memang benar ingin menikah? Jika Anda mendambakan ‘pesta
pernikahan yang sempurna’,
ingatlah bahwa pernikahan ala dongeng tidak pernah ada. Segala hal bisa saja berubah menjadi tak sesuai harapan, walau acara sudah dipersiapkan dengan matang. - Apakah Anda sudah merencanakan detail
pernikahan walau masih berstatus single? Dr Phil memperingatkan, jika
Anda terlalu sibuk berandai-andai mengenai pesta pernikahan ala
Cinderella ketimbang
menjalani kehidupan nyata, jangan heran apabila sang pangeran tidak kunjung datang. - Perlu diketahui jika Anda terlalu putus asa untuk menikah, Anda secara tidak sadar mengirimkan sinyal yang membuat lawan jenis merasa ketakutan. Menurut Dr Phil, tujuh persen dari komunikasi adalah verbal sedangkan 93% lainnya non-verbal. Terlalu sering menyentuh atau memberikan mimik wajah iri ketika melihat orang lain menikah, mungkin?
- Apakah Anda berpikir bahwa menikah
akan melengkapi hidup? Hal tersebut adalah pikiran yang salah. Bukan
menyarankan untuk tidak menghargai pernikahan, tetapi Anda tidak
dilahirkan untuk menjadi
‘setengah’ dan baru menjadi manusia seutuhnya jika sudah menikah. - Jika Anda sudah memiliki pasangan, apakah Anda sudah membahas segala hal mengenai kehidupan pernikahan dengannya? Mulai dari karir, pembagian kerja, uang, anak-anak, mertua dan bahkan tempat tinggal. Jika belum, bagaimana Anda bisa yakin bisa menggabungkan dua kehidupan yang berbeda?
- Apakah Anda merasa tertekan secara
sosial karena belum menikah? Mungkin di lingkungan Anda, ada anggapan
bahwa wanita yang belum menikah tidak bisa dianggap sebagai wanita
dewasa. Ingatlah bahwa
pemikiran tersebut tidaklah benar, menikah belum tentu membuat Anda menjadi orang dewasa.
Sumber : Eya Ekasari – wolipop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar